Di Nusa Tenggara Timur (NTT), status gizi buruk pada balita setiap tahun terus mengalami kenaikan. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) berada pada posisi ke tiga teratas pada tahun 2016 yaitu 442 kasus. Proses penentuan status gizi buruk yang dilakukan pihak puskesmas Tetaf, kecamatan Kuatnana kabupaten TTS saat ini masih bersifat manual. Hal ini berdampak pada pelayanan yang kurang tepat. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem yang bisa memberikan keputusan sebagai rekomendasi pengambilan kebijakan untuk memberikan pelayanan yang tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem pendukung keputusan (SPK) penentuan status gizi buruk balita, dengan menggunakan metode fuzzy-simple additive weighting (F-SAW) dengan 4 kriteria yaitu, usia (umur), perbandingan berat badan/umur (BB/U), perbandingan tinggi badan/umur (TB/U) dan jenis kelamin (JK). Pengujian dilakukan menggunakan pengujian akurasi. Pengujian akurasi mendapatkan tingkat akurasi sebesar 100% dari 50 data, dengan jumlah status balita gizi kurang sebanyak 8 orang, jumlah status balita kekurangan gizi ada 7 orang, serta balita yang mengalami gizi baik ada 35 orang.