2017
DOI: 10.20473/amnt.v1i3.2017.153-161
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Konsumsi Camilan dan Durasi Waktu Tidur dengan Obesitas di Permukiman Padat Kelurahan Simolawang, Surabaya

Abstract: ABSTRAKLatar Belakang: Obesitas pada wanita dengan status sosial ekonomi rendah banyak ditemui di permukiman padat. Rendahnya status sosial ekonomi dapat berdampak pada perubahan pola makan, seperti kebiasaan konsumsi camilan yang diketahui menjadi penyebab obesitas. Selain perubahan pola makan, perubahan gaya hidup seperti berkurangnya waktu tidur juga dapat terjadi karena kondisi lingkungan maupun tuntutan pekerjaan. Berkurangnya waktu tidur akan berdampak pada kesehatan. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2018
2018
2021
2021

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(3 citation statements)
references
References 23 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Obesitas sudah lama menjadi topik bahasan penelitian dan sudah banyak hasil penelitian yang melaporkan bahwa obesitas berhubungan banyak faktor (5)(6)(7)(8)(9)(10)(11). Akhir-akhir ini, kejadian obesitas juga dihubungkan dengan kurangnya kadar vitamin D di dalam tubuh (12)(13)(14).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Obesitas sudah lama menjadi topik bahasan penelitian dan sudah banyak hasil penelitian yang melaporkan bahwa obesitas berhubungan banyak faktor (5)(6)(7)(8)(9)(10)(11). Akhir-akhir ini, kejadian obesitas juga dihubungkan dengan kurangnya kadar vitamin D di dalam tubuh (12)(13)(14).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal ini sesuai dengan penelitian Pratiwi dan Nidya tahun 2017 bahwa snacking dapat mengakibatkan peningkatan pada lemak jenuh bila tidak diimbangi dengan pengurangan makanan utama. Selain itu, waktu tidur yang kurang ( < 6 jam) dapat mempengaruhi kerja leptin dan ghrelin yang memicu munculnya rasa lapar sehingga seseorang menjadi overeating (Pratiwi & Nindya, 2017).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Pada hasil penelitian didapatkan bahwa APE terendah yaitu 220 L/mnt terdapat pada responden dengan rentang tinggi 155-159 cm dan tidak pada rentang tinggi yang lebih kecil. Sedangkan, APE tertinggi yaitu 420 L/mnt terdapat pada responden dengan rentang tinggi 155-159 cm dan tidak pada rentang tinggi yang lebih besar (Pratiwi & Nindya, 2017). Hal ini dapat diakibatkan pada saat pengukuran APE, kekuatan daya elastisitas paru untuk menghasilkan ekspirasi yang diperlukan, berbeda setiap respondennya.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified