“…Penulis berpendapat bahwa pengetahuan dalam manajemen laktasi merupakan suatu hal yang tidak terjadi dengan sendirinya tetapi butuh proses yang dilalui, membutuhkan keterampilan yang harus dilakukan setiap hari agar menjadi suatu kebiasaan, untuk mencapai keberhasilan ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya, sebuah wawasan dari pengalaman yang dijadikan suatu tindakan untuk seseorang melakukan aktifitas, dimana orang tersebut dalam mengaplikasikan sesuatu menggunakan penalaran baik buruk sebuah tindakan, Jurnal Keperawatan Vol.21 No.1 Maret 2023 hal.74-85 p-ISSN 2088-2173 e-ISSN 2580-4782 dan juga mereka memperoleh pengetahuan dari informasi bersumber melalui apa yang dilihat, dan terkait apa yang mereka dengar. Pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan Pemberian ASI tidak akan berjalan baik karena adanya beberapa faktor salah satunya kurangnya dukungan suami pada hakikatnya support sistem suami begitu penting saat adanya tekanan pada ibu dalam menjalankan proses menyusui bayinya, motivasi seorang suami dan orang terdekat seperti keluarga membuat ibu semagat dalam mengaplikasikan pemberian ASI pada bayi, sehingga memperlancar produksi ASI, jika ibu menerima dukungan menyusui sebaik mungkin, dia akan terus menyusui, lingkungan keluarga salah satu hal yang sangat mempengaruhi dalam kesuksesan ibu menyusui bayi dengan cara eksklusif, dan juga peran tenaga kesehatan sangat penting untuk menjadi motivator bagi ibu agar tidak memberi makan tambahanan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, peningkatan iklan susu formula, ibu yang bekerja, dan juga tidak lepas pada niat sendiri untuk memberikan ASI pada bayi (Woja et al, 2018) hal tersebut didukung oleh (Afrinis et al 2020;Diana, R. and Adi, A.C. 2019). Pemberian ASI dihambat dengan adanya faktor dimana hal tersebut sangat mempengaruhi ibu saat melakukan tindakan pemberian ASI pada bayi, yaitu pada faktor perubahan sosial budaya misal pada ibu karir, baik pekerja biasa ataupun wiraswasta, lingkungan yang dapat berpengaruh, tetangga yang melakukan pemberian susu formula pada bayinya, adanya peningkatan promosi susu formula untuk menggantikan ASI, faktor keterbatasan tenaga kesehatan sehingga menyebabkan para ibu minim akan wawasan, dan tidak mendapatkan pemahaman terkait keutungan dari ASI, dan minimnya pemahaman ibu tentang menyusui dan masalah kesehatan bayi lainnya (Sari and Farida, 2020).…”