Banjir dan kekeringan menjadi masalah di sebagian besar wilayah Indonesia. Penyebabnya diduga karena perubahan penggunaan lahan dari lahan terbuka hijau menjadi lahan tertutup bangunan. Akibatnya, infiltrasi air ke dalam tanah berkurang, dan limpasan meningkat. Kondisi ini akan diatasi dengan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Berbagai upaya telah dilakukan dengan menggunakan sumur resapan dan biopori. Namun karena kecilnya kapasitas alat resapan, belum mampu mengatasi masalah genangan dan banjir. Horizontal Recharge Pipe (PRH) dengan dinding berlubang memiliki infiltrasi yang sangat besar. DAS Sungai Meduri dan Bremi yang terletak di Pekalongan bagian barat merupakan daerah yang sering mengalami genangan dan banjir. Hasil analisis data hujan menunjukkan bahwa periode ulang rencana 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, dan 50 tahun berturut-turut untuk DAS Meduri adalah 106,33 mm, 146,98 mm, 172,05 mm, 200,40 mm, dan 219,73 mm. Sedangkan untuk DAS Bremi adalah 104,84 mm, 147,62 mm, 173,11 mm, 200,38 mm, 217,98 mm, 233,47 mm, dan 247,93 mm. Banjir rencana dihitung dengan menggunakan metode Gama-1, ITB-1, ITB-2, dan Nakayasu. Dengan koefisien aliran 0,455 untuk DAS Meduri dan 0,439 untuk DAS Bremi, debit banjir rencana metode Gama-1 dengan periode ulang masing-masing 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, dan 50 tahun untuk DAS Meduri Sungai sebesar 34,36 m3/detik, 47,49 m3/detik, 55,59 m3/detik, 64,75 m3/detik, dan 71,00 m3/detik. Sedangkan debit rencana metode Gama-1 untuk Sungai Bremi adalah 49,97 m3/s, 70,36 m3/s, 82,51 m3/s, 95,51 m3/s, 103,61 m3/s, 111,28 m3/s, dan 118,17 m3/s . Pada kondisi LWL tidak hujan dan daya tampung sungai cukup sedangkan pada kondisi LWL hujan sebagian ruas sungai meluap. Ada beberapa pilihan penanganan banjir ini, yaitu A. Bendung Gerak, Tambak, dan Normalisasi Parapet; B. Bendungan, kolam, normalisasi tembok pembatas, pompa, dan PRH; C. Normalisasi, tembok pembatas, dan PRH; dan D.PRH saja. Dari keempat opsi tersebut, disarankan untuk memilih opsi C atau D sesuai dengan ketersediaan anggaran dengan pertimbangan sebagai berikut: biaya rendah, ramah lingkungan, ketersediaan air tanah meningkat, pengurangan penurunan muka tanah, dan pencegahan intrusi air laut, serta biaya operasional yang lebih rendah