Seawater intrusion is a problem in coastal areas affecting groundwater quality. Seawater intrusion's impact is thought to have occurred on the coast of Latuhalat, which is indicated by groundwater that tastes brackish in community wells. Consequently, people must buy fresh water to meet their drinking water needs. In addition, seawater intrusion disrupts biodiversity in coastal areas. This study aims to examine the phenomenon of seawater intrusion on the coast of Latuhalat by analysing the conductivity level of groundwater and the area of the coastal area intruded by seawater during the tidal phase. The method used is interpolating physical and chemical parameters and analysing the bicarbonate-chloride ratio based on the Revelle Index. The measurement and analysis of tidal phase data using the interpolation method show that the tide phase increases the electrical conductivity and groundwater chloride values. Electrical conductivity values in the fourteen wells ranged from 446 μmhos/cm to 3236 μmhos/cm, while chloride concentrations ranged from 50 mg/L to 6631 mg/L. Analysis of the bicarbonate-chloride ratio obtained Revelle Index (RI) values ranging from 0.017 to 2.321, which indicates that seawater intrusion occurs from low to medium levels. In the coastal area along ± 5 km, it is known that the area of the intruded area in the relatively low to moderate category covers an area of 1.82 km2 (36.4%). The spatial distribution of electrical conductivity and chloride values which are pretty high are concentrated in Omputty Hamlet, where it is strongly suspected that seawater's movement into inland aquifers, which is caused by the geological structure of the Latuhalat area, is exacerbated by the intensity of excessive use of groundwater by the surrounding community.
ABSTRAK
Intrusi air laut merupakan salah satu permasalahan di wilayah pesisir yang mempengaruhi kualitas air tanah. Dampak intrusi air laut diduga terjadi di pesisir Latuhalat yang diindikasikan oleh air tanah yang terasa payau pada sumur masyarakat. Sebagai konsekuensinya, masyarakat harus membeli air tawar untuk memenuhi kebutuhan air minum. Selain itu, intrusi air laut mengganggu keanekaragaman hayati di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan mengkaji fenomena intrusi air laut di pesisir Latuhalat melalui analisis tingkat konduktivitas air tanah dan luasan daerah pesisir yang terintrusi air laut selama fase pasang surut. Metode yang digunakan yaitu interpolasi parameter fisika dan kimia, serta analisis rasio klorida bikarbonat berdasarkan Revelle Index. Hasil pengukuran dan analisa data fase pasang surut air laut dengan metode interpolasi menunjukkan fase pasang air laut berpengaruh meningkatkan nilai daya hantar listrik (DHL) maupun klorida air tanah. Nilai DHL pada keempat belas sumur mulai dari 446 μmhos/cm hingga 3236 μmhos/cm, sedangkan konsentrasi klorida mulai dari 50 mg/L hingga 6631 mg/L. Analisis rasio klorida bikarbonat mendapatkan nilai Revelle Index (RI) mulai dari 0,017 hingga 2,321 yang menandakan bahwa intrusi air laut terjadi mulai dari tingkat rendah hingga menengah. Pada area pesisir sepanjang ± 5 km, diketahui luasan wilayah yang terintrusi dengan kategori agak rendah hingga sedang mencakup area seluas 1,82 km2 (36,4%). Distribusi spasial nilai DHL dan klorida yang cukup tinggi terkonsentrasi terdapat di Dusun Omputty, dimana kuat dugaan pergerakan air laut ke akuifer daratan yang disebabkan oleh struktur geologi daerah Latuhalat diperparah oleh intensitas penggunaan air tanah berlebih oleh masyarakat sekitar.
Kata Kunci: Intrusi air laut, air tanah, wilayah pesisir, pasang surut, Latuhalat