Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Pada Materi Bangun Datar Siswa SMP Kelas Vii

Abstract

This study aims to increase the problem-solving ability of students of Class VII SMP on the building of flat and rectangular. This type of research is a classroom action research. By using a descriptive qualitative method. This research was conducted on the students of Class VII of Junior High School in Karawang with 38 students. The instruments used are students' Mathematical Problem Solving abilities, cycle I and II tests after giving the action. The result of the test pad of cycle 1 is only 37.1% of students who can answer the problem well. And in cycle 2 the result of the test increases from cycle 1. Based on the indicator, it is concluded that the mathematical problem-solving ability of the seventh-grade students of SMP on the building of flat and rectangle is low.

Model Problem Based Learning dengan Media Power Point untuk Meningkatkan Minat dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

“…Menurut Fadhly dalam penelitian (Rahmawati et al, 2022) bahwa Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang tidak hanya peran guru saja dalam memecahkan persoalan tetapi juga melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan melalui tahapantahapan pembelajaran sehingga siswa dapat memelajari bagaimana prosesnya memecahkan suatu masalah serta dapat terampil dalam memecahkan masalah.…”

“…Data kuantitatif digunakan mengukur persentase yang diperoleh pada kelas XI MIPA yaitu pada lembar observasi, tes angket minat belajar matematika dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Adapun kategori perolehan nilai data angket minat menurut suyitno, 2004 dalam (Rahmawati et al, 2022) Selain data kuantitatif, penelitian ini juga melakukan analisis data kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan oleh peneliti untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuat halhal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat menarik kesimpulan atau memperoleh pokok temuan.…”

“…Peningkatan pemecahan masalah matematika, siswa akan mengetahui situasi dimana konsep materi diterapkan, dengan berbantuan salah satu media yaitu power point juga siswa maupun guru akan lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan dan yang akan dipelajari oleh siswa (Rahmawati et al, 2022). Kemampuan pemecahan masalah meruapakn poin penting yang ada dalam pembelajaran matematika, kegiatan pembelajaran menggunakan model PBL mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah karena model pembelajaran PBL mengarahkan siswa untuk memahami masalah mulai dari perencanaan hingga menyimpulkan hasil penyelesaian (Yanti, 2017).…”

Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Kalkulus Integral Berdasarkan Newman's Error Analysis dan Upaya Pemberian Scaffolding

“…Jika mahasiswa tidak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang memadai, maka mahasiswa tersebut akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Wahyu & Sariningsih, 2018). Menurut Rosmawati, dkk (Rosmawati et al, 2018), pemecahan masalah merupakan tujuan umum dari kurikulum matematika yang sangat penting dan merupakan tahapan yang harus dilalui mahasiswa dalam menyelesaian berbagai persoalan yang dihadapinya. Di dalam memecahkan masalah matematis, seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk memahami informasi yang diberikan, menganalisis serta mengatur strategi yang tepat untuk menyelesaikan suatu permasalahan.…”

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA Kelas XI SMAN 1 Bangkinang Kota Ditinjau dari Gaya Belajar

“…Kemampuan pemecahan masalah matematis yang dimiliki oleh siswa pada masing-masing indikator pemecahan masalah masih tergolong rendah, hal ini didukung dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Rosmawati et al (2018) dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian dan melakukan pengecekan kembali, semua langkah yang telah dikerjakan tergolong kurang dari persentasi 53%. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami operasi mana yang didahulukan antara penjumlahan dan perkalian, siswa belum sempurna atau belum tuntas mengerjakan atau memecahkan masalah, dan belum mengaplikasikan materi dengan bentuk lain ke dalam benda nyata.…”