2018
DOI: 10.31227/osf.io/brxhq
|View full text |Cite
Preprint
|
Sign up to set email alerts
|

Kerja dan Tujuannya dalam Perspektif Alkitab

Abstract: Manusia menghabiskan sepertiga hidupnya untuk bekerja, namun kerap manusia memaknai pekerjaannya secara tidak tepat, tidak terkecuali orang Kristen. Akibatnya produktivitas manusia dalam bekerja terhambat. Melalui penggalian terhadap Alkitab, diharapkan ditemukan sikap yang tepat bagi manusia untuk melihat pekerjaannya, sehingga manusia bisa memaknai pekerjannya secara positif dan produktif. Hasil kajian Alkitab menunjukkan bahwa bekerja adalah aktivitas yang melekat kepada manusia secara hakiki sebagai suatu … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
2
0
8

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
8
Order By: Relevance
“…Konsep kerja dalam Perjanjian Baru dinyatakan dalam hubungan dengan Allah Bapa dalam Yesus Kristus dan terhadap sesama. Tujuan kerja adalah mendayagunakan segala sesuatu yang terkandung dalam alam ciptaan Allah untuk kemuliaan-Nya, juga agar manusia dengan kerjanya akan memenuhi kebutuhannya dan dengan hasil kerjanya melayani sesama (Saputra, 2017). Jadi, manusia bekerja bukan sematamata untuk dirinya sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan dan sesamanya manusia.…”
Section: Tujuan Kerjaunclassified
“…Konsep kerja dalam Perjanjian Baru dinyatakan dalam hubungan dengan Allah Bapa dalam Yesus Kristus dan terhadap sesama. Tujuan kerja adalah mendayagunakan segala sesuatu yang terkandung dalam alam ciptaan Allah untuk kemuliaan-Nya, juga agar manusia dengan kerjanya akan memenuhi kebutuhannya dan dengan hasil kerjanya melayani sesama (Saputra, 2017). Jadi, manusia bekerja bukan sematamata untuk dirinya sendiri tetapi untuk kemuliaan Tuhan dan sesamanya manusia.…”
Section: Tujuan Kerjaunclassified
“…Pemimpin sejati adalah pemimpin yang menghamba. Sekaligus, hamba yang memimpin (Darmaputera, 2005). Senada dengan penjelasan ini, dikatakan juga bahwa "pemimpin yang baik" seharusnya adalah "pelayan yang baik".…”
Section: Pembahasan Dan Pembahasan Konsep Kepemimpinan Dan Kepemimpin...unclassified
“…Senada dengan penjelasan ini, dikatakan juga bahwa "pemimpin yang baik" seharusnya adalah "pelayan yang baik". Karena itu bila seorang "pelayan", lantara kesetiaan serta kredibilitasnya pemimpin ini dipuji, maka di situ pula kualitas kepemimpinan seorang "pemimpin" diuji (Darmaputera, 2005).…”
Section: Pembahasan Dan Pembahasan Konsep Kepemimpinan Dan Kepemimpin...unclassified
“…Unsur-unsur kepemimpinan yang melayani membentuk esensi dari kepemimpinan yang melayani yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya (Wofford, 2008). Seorang "pemimpin" yang baik harus mau menjadi "pengikut" yang baik (Darmaputera, 2005). Menurut Yesus, "Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (Mrk 10:43,44).…”
Section: Kepemimpinan Yang Melayaniunclassified
“…"Pemimpin sejati" mesti punya sikap mental seorang pelayan (Darmaputera, 2005). Memiliki karakter dalam berurusan dengan orang lain dan harus menjadi orang yang memiliki integritas (Meyer, 2007), profesional (yang melakukan hal-hal tertentu meskipun tidak senang melakukannya) (Jones, DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, Volume 2 Nomor 2, edisi Oktober 2022…”
Section: Kepemimpinan Yang Melayaniunclassified