Komparasi Model Pendidikan Islam antara Muhammadiyah dan Persatuan Islam

Abstract

Program pendidikan Islam telah berkembang sejak sebelum Indonesia merdeka. Namun secara de facto masih mengalami pasang surut dalam penerapannya. Pada penelitian ini, penulis membandingkan dua organisasi masyarakat Islam yakni Muhammadiyah dan Persatuan Islam, dengan mengambil studi kasus yakni Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dan Mu’allimin Persatuan Islam Tarogong Garut. Sampel tersebut diambil karena keduanya merupakan mu’allimin terbesar dari masing-masing organisasi masyarakat Islam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh sekolah tersebut dalam menghadapi tantangan zaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua mu’allimin tersebut memiliki model yang cukup berbeda dalam menjalankan kurikulumnya. Namun memiliki kesamaan dalam hal visi misi yakni menciptakan pengajar agama Islam yang mampu beradaptasi bagi lingkungannya. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah masing-masing mu’allimin mampu menjadi sekolah unggulan di lingkungan masing-masing dengan sistem yang diterapkannya. Model pendidikan agama Islam kedua mu’allimin tersebut ialah model organisme.
 Keywords: Model Pendidikan Islam, Muhammadiyah, Persatuan Islam

Peran Persatuan Islam (Persis) Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

“…Persis tidak ingin pemahaman Islam yang dianut masyarakat tercampur dengan budaya lokal, sehingga akan muncul taklid buta. (Ajidin & Ajidin, 2022).…”

“…Dinamika perkembangan dan pembaruan Pesantren Persatuan Islam terus berlanjut pada Pesantren Persis Tarogong Garut yang berdiri tahun 1979 . Pesantren ini sejak awal berdiri sudah menganjurkan kepada santrinya mengikuti ujian persamaan negeri sehingga lulusannya bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi (Ajidin & Ajidin, 2022). Maka pada tahun 1988, terjadi perubahan sistem pendidikan Persis dibawah pimpinan KH.…”

“…Pada akhirnya, pesantren Persis lainnya mengikuti langkah ini. (Ajidin & Ajidin, 2022) Sistem kepesantrenan, juga dilaksanakan oleh Persis pada perguruan Al-Islam Surakarta. Perguruan ini memiliki kurikulum pendidikan tersendiri yang berlaku bagi semua jenjang kependidikan yang ada di bawah naungannya, mulai dari kurikulum pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga kurikulum pendidikan tinggi (Suharto, 2013).…”