2020
DOI: 10.31004/obsesi.v5i1.496
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II dalam Meningkatkan Kemampuan Matematika Anak

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan matematika anak usia dini.  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) dengan prosedur empat-tahap, yaitu:  1) Tahap perencanaan, 2) Tahap pengambilan tindakan, 3) Tahap pengembangan, 4) Tahap refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni melalui observasi. Proses pengumpulan data melalui teknik observasi ini menggunakan panduan rubrik untuk merekam data mengenai … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
5

Citation Types

0
0
0
10

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(10 citation statements)
references
References 11 publications
0
0
0
10
Order By: Relevance
“…Penelitian ini juga dikaitkan dengan penelitian relevan seperti penelitian yang dilakukan oleh Gytta Ayu Nur Wulan, dkk " Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini Melalui Media Permainan Stick Angka" pada Cakrawala Dini Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2017 yang menjelaskan tentang pengenalan berhitung permulaan melalui media permainan stick angka yang menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini (Ayu et al, 2011). Dalam observasinya Poerwati et al, (2020) mendapati sebagian anak memahami saat mengerjakan permainan matematika, namun mengalami kebingungan saat mengerjakan mengerjakan lembar kerja, dan kesenjangan kemampuan anak, dimana ada beberapa anak sangat lancar dalam mengenal lambang bilangan, kemampuan menulis dan memahami gambar, namun beberapa anak memiliki kemampuan yang masih rendah. Dalam penguasaan konsep bilangan Laily et al (2019) menemukan kemampuan anak menjawab angka masih berdasarkan kemampuan menghapal tanpa memahami nilai dari lambang bilangan.Anak masih kesulitan membedakan dan membandingkan konsep banyak dan sedikit,anak berfikir masih mengandalkan indera penglihatan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian ini juga dikaitkan dengan penelitian relevan seperti penelitian yang dilakukan oleh Gytta Ayu Nur Wulan, dkk " Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak Usia Dini Melalui Media Permainan Stick Angka" pada Cakrawala Dini Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2017 yang menjelaskan tentang pengenalan berhitung permulaan melalui media permainan stick angka yang menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia dini (Ayu et al, 2011). Dalam observasinya Poerwati et al, (2020) mendapati sebagian anak memahami saat mengerjakan permainan matematika, namun mengalami kebingungan saat mengerjakan mengerjakan lembar kerja, dan kesenjangan kemampuan anak, dimana ada beberapa anak sangat lancar dalam mengenal lambang bilangan, kemampuan menulis dan memahami gambar, namun beberapa anak memiliki kemampuan yang masih rendah. Dalam penguasaan konsep bilangan Laily et al (2019) menemukan kemampuan anak menjawab angka masih berdasarkan kemampuan menghapal tanpa memahami nilai dari lambang bilangan.Anak masih kesulitan membedakan dan membandingkan konsep banyak dan sedikit,anak berfikir masih mengandalkan indera penglihatan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Induksi matematika merupakan salah satu argumentasi pembuktian suatu teorema atau pernyataan matematika yang semesta pembicaraannya himpunan bilangan bulat atau lebih khusus himpunan bilangan asli dan membuktikan teorema binomial menggunakan kombinasi maupun menggunakan induksi matematika (Firmasari & Sulaiman, 2019). Melalui metode pembelajaran jigsaw diharapkan dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga memberikan konsep baru (Poerwati et al, 2020). Pembelajaran jigsaw membawa konsep pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator harus memahami teori-teori belajar, dan teknikteknik pembelajaran. Sehingga guru mampu merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, interaktif, dan menyenangkan (Poerwati et al, 2020;Septiningtyas et al, 2018). Keberhasilan dari kelompok belajar tergantung pada kemampuan dan aktvitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.…”
Section: Pendahuluanunclassified