2010
DOI: 10.1111/j.1439-0531.2008.01296.x
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Ovulation, Pregnancy Rate and Early Embryonic Development in Vernal Transitional Mares Treated with Equine- or Porcine-FSH

Abstract: The objective of this study was to compare the efficacy of purified equine- and porcine-FSH treatment regimes in mares in early vernal transition. Mares (n = 22) kept under ambient light were examined ultrasonographically per-rectum, starting January 30th. They were assigned to one of two treatment groups using a sequential alternating treatment design when a follicle >or= 25 mm was detected. In the eFSH group, mares were treated twice daily with equine-FSH, and in the pFSH group mares were treated twice daily… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2011
2011
2020
2020

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(1 citation statement)
references
References 36 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Dua kasus kebuntingan kembar seperti yang disajikan pada Tabel 1, dengan 3 dan 2 fetus yang ditemukan di lapangan kemungkinan terjadi karena sinkronisasi estrus yang telah dilakukan dengan menggunakan PGF 2 α. Sebagaimana telah diketahui bahwa penggunaan PGF 2 α pada saat terdapat 2 folikel berdiameter >25 mm dapat memicu terjadinya ovulasi ganda (Pascoe et al, 1987;Veronesi et al, 2003). Demikian juga dengan penggunaan hormon untuk sinkronisasi ovulasi seperti human chorionic gonadotropin (hCG) atau kombinasi PGF 2 α dan hCG dapat menginduksi kebuntingan kembar (Ginther, 1987;Raz et al, 2010;Mancill et al, 2011). Faktor usia induk juga berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya kebuntingan kembar terutama pada induk lebih dari usia 16 tahun (Deskur, 1985).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Dua kasus kebuntingan kembar seperti yang disajikan pada Tabel 1, dengan 3 dan 2 fetus yang ditemukan di lapangan kemungkinan terjadi karena sinkronisasi estrus yang telah dilakukan dengan menggunakan PGF 2 α. Sebagaimana telah diketahui bahwa penggunaan PGF 2 α pada saat terdapat 2 folikel berdiameter >25 mm dapat memicu terjadinya ovulasi ganda (Pascoe et al, 1987;Veronesi et al, 2003). Demikian juga dengan penggunaan hormon untuk sinkronisasi ovulasi seperti human chorionic gonadotropin (hCG) atau kombinasi PGF 2 α dan hCG dapat menginduksi kebuntingan kembar (Ginther, 1987;Raz et al, 2010;Mancill et al, 2011). Faktor usia induk juga berpengaruh terhadap kecenderungan terjadinya kebuntingan kembar terutama pada induk lebih dari usia 16 tahun (Deskur, 1985).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified