Pappaseng sebagai Karakter Masyarakat Bugis Sulawesi Selatan

Abstract

Salah satu peninggalan sejarah yang menyimpan berbagai aspek kebudayaan suku bangsa yang memiliki aksara sendiri ialah naskah. Orang Bugis adalah salah satu suku bangsa yang beruntung memiliki aksara sehingga aspek kebudayaan pada masa lampau masih dapat tersimpan dalam naskah Lontara. Salah satu bentuk naskah Lontara Bugis yang berhubungan dengan kearifan dikenal dengan istilah Pappaseng ‘Pesan-pesan’; nasihat; wasiat’. Pappaseng sebagai salah satu bentuk pernyataan yang mengandung nilai etis dan moral, baik sebagai sistem sosial, maupun sebagai sistem budaya dalam kelompok masyarakat Bugis. Dalam pappaseng terkandung ide yang besarbuah pikiran yang luhur, pengalaman jiwa yang berharga, dan pertimbangan-pertimbangan yang luhur tentang sifat-sifat yang baik dan buruk. Pappaseng berasal dari kata paseng yang dapat berarti pesan(an) yang berisi nasihat bahkan merupakan wasiat yang harus diketahui dan dikenal.. Pappaseng pula dapat berisikan petunjuk-petunjuk dan nasihat dari nenek moyang orang Bugis pada zaman dahulu untuk anak cucunya agar menjalani hidup dengan baik. Fungsi pappaseng adalah sebagai sarana nasihat dan kritik, nasihat dan sumber nilai, pengawas dan pemelihara norma-norma dan hiburan. Pappaseng selain sebagai sarana pembentukan karakter juga menjadi sarana hiburan masyarakat Bugis.

Barriers and Impacts of Female Participation in Formal Politics in Makassar City Period 2019-2024

“…Indeed, in Makassar City, the dynamics of female in the political arena or in the public sphere are not as dominant as male. The city of Makassar, which is also dominated by the Bugis and Makassar tribes, is almost the same as other tribes in the archipelago where the social and cultural constructs differentiate treatment between male and female (Kesuma, 2019) This social system gives rise to stereotypes and subordination of female, such as the opinion that female are more suited to work in the domestic sphere (household work) than in the public sphere (politics and the state), there is even an even more extreme assumption that female are a second class of society, These assumptions are always heard so that female's position is increasingly marginalized. Especially in politics, affirmative policies are needed as a form of the government's efforts so that female can be equal to men, reject gender-biased policies, and not ignore the needs and aspirations of female which are considered private areas.…”

Metafora Dan Fungsi Pappaseng Masyarakat Bugis Di Kabupaten Sidenreng Rappang

“…Pappaseng dalam bahasa Bugis mempunyai arti yang sama dengan kata wasiat dalam bahasa Indonesia. Pappaseng dapat juga diartikan sebagai pangaja yang bermakna nasihat yang berisi ajakan moral yang sudah sepatutnya diikuti dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi (Jumrana, 2018).…”

Adopsi Nilai Etika Pappaseng Bugis sebagai Konten Bibliokonseling dalam Langkah Konseling KIPAS

“…Kearifan lokal yang di maksud adalah pappaseng toriolo (petuah orang tua dahulu) merupakan produk asli budaya suku Bugis yang terus terwarisan dari zaman dahulu hingga saat ini (Handayani & Sunarso, 2020). Pappaseng merupakan sastra lisan berisikan pesan-pesan luhur Bugis diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, mengandung berbagai jenis makna hidup, petuah, buah pikiran luhur, ide, dan pengalaman jiwa berharga, serta pertimbangan-pertimbangan luhur terkait sifat baik dan buruk yang dapat dijadikan sebagai pegangan dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan (Abbas, 2013;Jumrana, 2018).…”