Eksplorasi terhadap limbah tandan pisang merupakan sebuah upaya untuk mencari alternatif material produk baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter serat tandan pisang terutama dalam kemampuannya menyerap warna dibandingkan dengan serat abaka dan serat sabut kelapa. Uji intensitas warna dilakukan dengan cara menghitung luminansi atau intensitas cahaya yang dipantulkan kembali oleh bidang permukaan serat. Penelitian ini menunjukkan bahwa serat tandan pisang yang melalui proses pengelantangan menampilkan warna yang lebih tajam dan cerah, daripada serat yang tidak melalui proses pengelantangan. Daya serap warna serat tandan pisang yang tidak melalui proses pengelantangan sama dengan serat abaka khususnya warna merah (rasio = 1,00) dan warna biru (rasio = 1,01), tetapi lebih rendah dalam menyerap warna hijau (rasio = 0,98) dan kuning (rasio = 0,92). Maka, serat tandan pisang tanpa proses pengelantangan dapat secara efektif digunakan untuk menampilkan gradasi warna merah dan gradasi warna biru. Dibandingkan serat sabut kelapa, serat tandan pisang memiliki daya serap terhadap warna merah, hijau, biru, dan kuning yang lebih tinggi. Hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam proses pewarnaan material produk karena mempercepat proses produksi dan menghemat biaya produksi. Kata kunci: daya serap warna, serat tandan pisang, tingkat kecerahan warna, uji intensitas warna