Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar bagi sektor Pendidikan yakni diberlakukannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Terbarukannya sebuah sistem tentu saja menimbulkan banyak kendala dan kekurangan yang bahkan dapat memberikan efek panjang hingga pandemi usai termasuk kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa ketika menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar pasca pembelajaran jarak jauh. Subjek penelitian ini merupakan 15 siswa kelas X di salah satu SMA di Telukjambe Timur. Hasil jawaban siswa akan diakumulasikan dan dianalisis berdasarkan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, peneliti menggunakan instrumen tes uraian sebanyak 5 soal. Artikel ini dikaji secara deskriptif dengan metode kualitatif. Aspek kemampuan berpikir kritis diukur berdasarkan bagaimana siswa mampu (1) menginterpretasikan dugaan (2) mengevaluasi, (3) menyelesaikan permasalahan, serta (4) menyimpulkan. Teknis analisis data meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, serta penarikan kesimpulan. Hasil perhitungan memperlihatkan jika kemampuan berpikir kritis siswa pada kategori tinggi memperoleh persentase 20% sebanyak 2 siswa, kategori sedang memperoleh persentase 50% sebanyak 11 siswa dan kategori rendah memperoleh persentase 20% sebanyak 2 siswa. Sedangkan, jika ditinjau berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis siswa, diantaranya interpretasi sebesar 61,66% dengan kategori baik, analisis sebesar 72,9% dengan kategori baik, evaluasi sebesar 74,16% dengan kategori baik, dan inferensi sebesar 20,41% dengan kategori kurang. Oleh karena itu, berdasarkan hasil kumulatif perhitungan sehingga dapat diketaui jika kemampuan berpikir kritis siswa masih relatif sedang dengan persentase 57,29% dan pada indikator inferensi dengan kategori kurang.