Nutritional fulfillment in schoolchildren is essential for growth and development. Protein Energy Malnutrition (PEM) and insufficiency of iron occurs on schoolchildren decreases their concentration and learning achievement. Dimsum siomay of Asian seabass and moringa leaves can be an alternative snack for schoolchildren high in protein and iron. This study aims to determine the acceptability and effect of Asian seabass substitution and moringa leaves in dimsum siomay on sensory characteristics, as well as the nutritional content of the product from the best acceptability test results. This type of research was an experimental with a 3x2 factorial design, which produced 6 treatments. Factor (L) was substitution of Asian seabass with 3 levels and factor (K) was the addition of moringa leaves with 2 levels. Data was analyzed by descriptive analysis and statistical analysis of Kruskal-Wallis non-parametric test with Mann Whitney. The results of the acceptability assessment showed dimsum siomay substitution of Asian seabass and moringa leaves were generally acceptable (color, aroma, texture, taste, and overall). Substitution of Asian seabass and moringa leaves in dimsum siomay had an effect on aroma, taste, and overall (p<0.05), while color and texture had no effect (p>0.05). Dimsum siomay with 50% Asian seabass substitution and 5% moringa leaves addition was the best product with nutritional value per 100 grams, 146 kcal energy, 8.38 g protein, 4.10 g fat, 19 g carbohydrate, and 2.85 mg iron. Pemenuhan gizi pada anak sekolah sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan energi protein dan zat besi pada anak sekolah dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan prestasi belajar. Dimsum siomay ikan kakap putih dan daun kelor dapat menjadi alternatif pangan jajanan anak sekolah tinggi protein dan zat besi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya terima dan pengaruh substitusi ikan kakap putih dan daun kelor pada dimsum siomay terhadap sifat sensori, serta kandungan gizi produk dari hasil uji daya terima terbaik. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental dengan desain rancangan faktorial 3x2 menghasilkan 6 perlakuan. Faktor (L) merupakan substitusi ikan kakap putih dengan 3 taraf dan faktor (K) merupakan penambahan daun kelor dengan 2 taraf. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik uji non parametrik Kruskal-Wallis dengan uji lanjut Mann Whitney. Hasil penilaian daya terima menunjukkan dimsum siomay substitusi ikan kakap putih dan daun kelor dapat diterima secara umum (warna, aroma, tekstur, rasa, dan keseluruhan). Substitusi ikan kakap putih dan daun kelor pada dimsum siomay berpengaruh terhadap aroma, rasa, dan keseluruhan (p<0,05), sedangkan pada pada warna dan tekstur tidak berpengaruh (p>0,05). Dimsum siomay substitusi ikan kakap putih 50% dan daun kelor 5% merupakan produk terbaik bernilai gizi per 100 gram, energi 146 kkal, protein 8,38 g, lemak 4,10 g, karbohidrat 19 g, dan zat besi 2,85 mg.