Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kelor terhadap uji organoleptik, nilaiproksimat, dan kadar zat besi pada nugget lele. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen yaitu melakukan pembuatan nugget ikan lele dengan penambahan daun kelor dengan konsentrasiyang berbeda. Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 taraf perlakuan dengan 3 kalipengulangan (triplo). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap parameterrasa, warna dan tekstur pada uji hedonik dengan nilai <0,05, untuk mutu hedonik terdapat pengaruh yangsignifikan terhadap parameter warna dan tekstur dengan nilai <0,05, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikanuntuk parameter rasa dan aroma dengan nilai >0,05, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kadar protein,lemak dan abu nugget lele daun kelor dengan nilai <0,05. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadapkadar air dan karbohidrat nugget lele daun kelor dengan nilai >0,05, terdapat pengaruh yang signifikan padakadar zat besi dengan nilai rata-rata <0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa daun kelor sangat berpengaruhterhadap penerimaan, nilai proksimat dan kadar zat besi pada nugget lele.
Cigarette smoke harmful for body, including secondhand smoker. Chemical contain in cigarette smoke can increase free radicals, and decreasing the level of erythrocytes and hematocrit. Kenikir usually eaten raw as lalap. Flavonoid in kenikir has many health benefit such as anti-inflammatory activity and improving blood circulation. This study aims to determine the effect of kenikirleaves on erythrocytes and hematocrit of the blood of secondhand smoker's rat. The samples were divided into 3 groups (the control group and the treatment group 1 and 2). Each group consists of 10 male Wistar rats, the control group was only given the exposure of cigarette smoke, while the treatment group 1 and 2 were given the exposure to cigarette smoke by giving kenikir leaves at a dose of 4.5 grams and 6.3 grams. Blood sampling was carried out on days 0, 7 and 14 through the retro-orbitalis sinus using the Hematocrit capillary, collected into the microtube then measuring the blood sample parameters using the Hematology Analyzer Sysmex KX-21®. Data were analyzed with One Way Anova test, and posthoc the DMRT. There was a significant effect between the control group against the treatment group 1 and 2 (p<0.05). there were no significant differences between kenikir leaves groups with a dose of 4.5 grams and 6.3 in increasing red blood cell profile (p<1.00). There was significant effect of kenikir leaf on erythrocytes and hematocrit profile at a dose of 4.5 gram and 6.3 gram.
Background: Anemia occurs due to the body's loss of red blood cells and decreased iron absorption. Globally, it is known that the prevalence of anemia is 1.62 billion, with the majority of anemia sufferers being a group of women who are not pregnant, as many as 468.4 million people. In addition, the highest prevalence of anemia in the group of school-age girls is 47.4%, while in men, only 12.7%. Objective: This study aims to determine the correlation between macronutrients and nutritional status with the anemia accident in adolescents at Islamic Boarding schools. Methods: This study used a case-control design with matching criteria aged 15-19 years, not menstruating, not fasting. Sampling with quota sampling of late adolescents with a population of 15-19 years 1,359 people, anemic case sample of 46 people and control without anemia 46 people, intake questionnaire using the SQ-FFQ, statistical test with Chi-Square. Results: There was a significant relationship between macronutrient intake [energy p=0.048; protein p=0.036;] and nutritional status [p=0.024;] with anemia incidence. Less energy intake has a risk of 3.3 times anemia, lack of protein intake has a risk of 3.98 times, and malnutrition has a risk of anemia of 5.35 times. Conclusions: There was a significant correlation between energy, protein intake, and nutritional status with anemia incidents. Nutritional status has the strongest association with anemia.
Indonesia menjadi negara dengan populasi pemeluk Agama Islam mayoritas. Dengan banyaknya jumlah Muslim maka makanan yang akan diprioritaskan adalah makanan halal, karena umat Muslim memiliki aturan dalam hal konsumsi makanan. Bakteri Escherichia coli menjadi penyebab keracunan yang sering terjadi di banyak tempat penyelenggaraan makanan massal. Infeksi pada manusia yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat berasal dari sumber air yang dipakai untuk pengolahan makanan ataupun pada lingkungan dapur yang tidak bersih. Penelitian ini menganalisis hubungan pengetahuan kehalalan pangan dengan perilaku penjamah makanan dan keberadaan bakteri E.coli. Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Pengecekan mikroba di laboratorium menggunakan metode MPN. Sampel menggunakan metode total sampling dengan jumlah 38 sampel, E.coli diambil dari sumber air, makanan dan minuman pada 3 dapur. Penilaian pengetahuan kehalalan pangan dengan perilaku penjamah makanan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan yaitu uji spearman. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kehalalan pangan dengan perilaku kehalalan pangan dengan p 0,71, pengetahuan kehalalan pangan dengan keberadaan E.coli p 0,158. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kehalalan pangan dengan perilaku kehalalan pangan pada penjamah makan dan pada keberadaan bakteri E.coli.
Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari biji kedelai yang difermentasi dengan jamur Rhizopusoligosporus. Tempe memiliki daya simpan yang singkat, sehingga membutuhkan pengolahan lanjutan untukmemperlama daya simpan. Nugget yang sering beredar di pasaran adalah nugget dengan bahan baku dagingatau ikan, sedangkan nugget dengan bahan baku tempe jarang dijumpai. Kacang merah merupakan sumberyang baik untuk karbohidrat kompleks, protein, vitamin B, kalsium, fosfor dan zat besi. Salah satu carapemanfaatannya adalah dengan mengolahnya menjadi tepung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisispengaruh substitusi tepung kacang merah terhadap nugget tempe sebagai pangan kaya zat besi. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktordengan 5 (lima) kelompok perlakuan, 4 (empat) kelompok eksperimen dan 1 (satu) kelompok kontrol. Analisisstatistik yang digunakan adalah one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji post hoc tukey dengan derajatkepercayaan 95%. Hasil yang diperoleh yaitu substitusi tepung kacang merah terhadap nugget tempe tidakberpengaruh signifikan terhadap kadar proksimat dan uji mutu hedonik tekstur dengan p value >0.05. Namunberpengaruh signifikan terhadap uji hedonik secara keseluruhan dan mutu hedonik warna, aroma, rasa sertakadar zat besi dengan p-value <0.05. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah substitusi tepung kacang merahberpengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan, mutu hedonik, dan kadar zat besi nugget tempe.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.