ABSTRAKKejadian demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pengamatan selama kurun waktu 20 sampai 25 tahun sejak awal ditemukan kasus DBD menyatakan bahwa angka kejadian luar biasa DBD mengalami peningkatan setiap lima tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mempelajari keanekaragaman nyamuk Aedes di kota Sukabumi, 2) mengukur populasi Aedes sp. berdasarkan jumlah telur dan indeks ovitrap, dan 3) mengetahui hubungan indeks ovitrap dengan kondisi rumah. Telur Aedes sp. dikumpulkan dari 14 kelurahan di Kota Sukabumi yang memiliki angka insiden tertinggi, mulai dari bulan Mei 2015 hingga Agustus 2015. Pengumpulan telur dilakukan dengan cara memasang perangkap telur (ovitrap) sebanyak 230 buah di 115 rumah (di dalam dan di luar rumah). Hasil pengumpulan ovitrap menunjukan jumlah telur yang diperoleh dari ovitrap di dalam rumah 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan telur dari ovitrap di luar rumah (1307 banding 429). Nyamuk Ae. aegypti ditemukan pada ovitrap di dalam rumah dan Ae. albopictus pada ovitrap di luar rumah. Indeks ovitrap di dalam rumah mencapai 60%, atau 1,6 kali lebih banyak dibandingkan dengan indeks ovitrap di luar rumah (37%). Rumah dengan ventilasi dan sanitasi buruk berisiko 3,09 kali meningkatkan angka indeks ovitrap. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan melalui pengurangan tempat perindukan nyamuk sehingga menurunkan kejadian DBD.Kata kunci: ovitrap, kondisi rumah, telur Aedes spp.
ABSTRACTThe incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a public health problem in Indonesia. Observations over a period of 20 to 25 years since the beginning of the discovering of the disease, has show the increase of the diseases incidence every five years. The purpose of this study are 1) study the diversity of Aedes's mosquitoes in Sukabumi City, 2) measure the Aedes population based on the number of eggs and ovitrap index, and 3) to know the correlation between ovitrap index and house condition. Aedes eggs were collected from 14 villages in Sukabumi City that has the highest incidence rate, started from May 2015 until August 2015. Collecting eggs is done by setting a trap eggs (ovitrap) as many as 230 pieces in 115 homes (indoor and outdoor). The results showed that Ae. aegypti were found inside houses and Ae. albopictus were outside houses. The number of eggs collected from ovitrap inside the houses were three times more than those collected from outside. Ovitrap index inside houses was 60%, or 1.6 times more than the ovitrap index outside the houses