Penelitian eksperimen yang menggunakan intervensi diet pada tikus putih (Rattus norvegicus) terus mengalami peningkatan. Bentuk penelitian intervensi diet yang saat ini sering dilakukan adalah diet vegetarian. Penggunaan pelet standar dalam penelitian yang menerapkan diet telah banyak dilakukan, namun pengembangan pelet berbasis nabati masih belum dilakukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelet nabati yang dikembangkan melalui pengukuran bobot tubuh tikus putih. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan desain eksperimen laboratorium. Jumlah pelet nabati yang dikembangkan adalah tiga, yaitu pelet untuk diet vegetarian tipe quasi, lacto-ovo dan vegan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kandungan proksimat pelet yang dianalisis, persentase karbohidrat tertinggi ditemukan pada pelet diet vegetarian tipe quasi. Kandungan persentase protein dan lemak tertinggi masing-masing ditemukan pada pelet diet vegan dan quasi. Sedangkan pelet diet lacto-ovo menunjukkan persentase kandungan air yang paling tinggi. Hasil intervensi ketiga bentuk pelet yang diberikan pada tikus putih menunjukkan penambahan bobot tubuh setiap minggu penelitian. Hasil juga menunjukkan bahwa pelet untuk tipe diet lacto-ovo memberi pengaruh yang paling tinggi terhadap peningkatan bobot tubuh tikus putih dibandingkan pelet diet lainnya. Pelet berbasis nabati efektif digunakan sebagai pakan alternatif dalam penelitian intervensi diet vegetarian pada tikus putih.