2014
DOI: 10.25077/jpi.16.3.157-165.2014
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Performa Reproduksi Sapi Perah di Sumatera Barat

Abstract: bulan; masa kosong (Days Open) 260,63±147,04 hari dan 192,26±114,04 hari; sedangkan selang beranak (calving interval) 548,63±168,30 hari dan 477,26±114,04 hari. Performa reproduksi di kedua daerah ini belum baik karena melebihi jangka waktu optimal untuk ketiga variabel tersebut. Tidak ada perbedaan (P>0,05) antara penampilan reproduksi sapi perah di kedua daerah penelitian. Kata kunci : sapi perah, performans reproduksi, umur beranak pertama, masa kosong, selang beranak

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
6
1

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(7 citation statements)
references
References 9 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Menurut Santoso et al (2013) produksi susu akan optimal apabila penggunaan faktor-faktor produksi dapat dialokasikan secara efisien dengan mengunakan inputinput produksi secara optimum. Catatan produksi atau record dapat menjadi pegangan bagi peternak termasuk pengembangan industri peternakan sapi perah (Rasad, 2009;Reswati et al, 2014). Terdapat beberapa catatan yang menjadi acuan dalam pemeliharaan sapi perah diantaranya keuntungan yang diperoleh berdasarkan produksi susu rata-rata per ekor per hari, yang dimaksimumkan oleh suatu interval kelahiran 12 bulan atau calving interval (CI), masa kering 60 hari, masa kosong 100-110 hari serta interval antara partus dan konsepsi berikutnya 60-85 hari (Rasad, 2009).…”
Section: Pengembanganunclassified
“…Menurut Santoso et al (2013) produksi susu akan optimal apabila penggunaan faktor-faktor produksi dapat dialokasikan secara efisien dengan mengunakan inputinput produksi secara optimum. Catatan produksi atau record dapat menjadi pegangan bagi peternak termasuk pengembangan industri peternakan sapi perah (Rasad, 2009;Reswati et al, 2014). Terdapat beberapa catatan yang menjadi acuan dalam pemeliharaan sapi perah diantaranya keuntungan yang diperoleh berdasarkan produksi susu rata-rata per ekor per hari, yang dimaksimumkan oleh suatu interval kelahiran 12 bulan atau calving interval (CI), masa kering 60 hari, masa kosong 100-110 hari serta interval antara partus dan konsepsi berikutnya 60-85 hari (Rasad, 2009).…”
Section: Pengembanganunclassified
“…Pragnancy Rate adalah periode dari mulai terjadinya fertilisasi sel telur oleh sperma sampai terjadinya kelahiran anak yang berkisar antara 278,8 sampai 291 hari (Prasojo, Arifiantini, & Mohamad, 2010 (Reswati, Jaswandi, & Nurdin, 2014). Sedangkan Age at First Calving pada sapi program KTS lebih pendek dari pusat pembibitan sapi Bali yang memiliki rataan 43,86 bulan (Gunawan, Sari, Parwoto, & Uddin, 2011), namun tidak berbeda jauh dengan yang dilaporkan Siswanto et al (2013) yaitu 1104,51±23,82 (3,03±0,03 Tahun) pada sapi Bali dengan pemeliharaan instensif di pusat pembibitan sapi Bali Pulukan Jembrana.…”
Section: Analisa Tingkat Produksi Dan Produktivitas Sapi Potongunclassified
“…Beberapa faktor yang dapat dikaitkan dengan capaian dua peubah tersebut antara lain faktor genetika dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan musim (Bayou et al, 2015). Selain itu, faktor lainnya yang dapat mempengaruhi lamanya days open dan calving interval menurut Reswati et al (2014) antara lain: lamanya muncul berahi kembali setelah melahirkan, kurangnya pengetahuan peternak dalam mendeteksi estrus setelah melahirkan, dan terjadinya kawin berulang. Days open dan calving interval yang terlalu lama dapat menyebabkan biaya pemeliharaan semakin tinggi dan kesempatan mendapatkan penerimaan dari penjualan pedet dan susu menjadi tertunda (Lake dan Purwantiningsih, 2020).…”
Section: Performa Reproduksi Sapi Perahunclassified