Penyakit bercak coklat (A. solani) dapat menyebabkan kehilangan hasil panen tomat sampai dengan 78%. Penggunaan fungisida kimia yang dilakukan oleh petani secara terus menerus dilaporkan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa penelitian melaporkan bahwa penggunaan kitosan nano dapat menghambat pertumbuhan berbagai jamur tanaman baik secara in-vitro maupun in-vivo. Selain sebagai antijamur, kitosan nano juga dapat berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kitosan nano sebagai pemacu pertumbuhan dan sebagai antijamur terhadap A. solani, penyebab penyakit bercak coklat, baik secara in vitro maupun in vivo. Percobaan yang dilakukan meliputi pengujian pengaruh kitosan nano dalam perkecambahan benih tomat dan penghambatan pertumbuhan koloni jamur A. solani secara in vitro, sedangkan secara in vivo yaitu aplikasi kitosan nano pada tanaman tomat dalam skala polibag. Rancangan acak lengkap digunakan dalam percobaan ini dengan konsentrasi dan cara aplikasi kitosan nano sebagai perlakuan. Konsentrasi yang digunakan yaitu 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm, sedangkan cara aplikasi yang digunakan yaitu perendaman benih dan penyiraman di daerah perakaran. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kitosan nano dengan konsentrasi 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm mempunyai efek pemacu pertumbuhan dengan parameter persentase daya kecambah dan berat basah kecambah. Konsentrasi kitosan nano 75 ppm memiliki pengaruh penghambatan terhadap pertumbuhan koloni jamur A. solani tertinggi sebesar 72,7%. Pada pengujian skala polibag, konsentrasi perlakuan 25 ppm, 50 ppm, dan 75 ppm mempunyai nilai penekanan terhadap penyakit tertinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Secara umum bahwa kitosan nano dengan konsentrasi yang rendah berpotensi untuk digunakan sebagai pemacu pertumbuhan benih dan antijamur terhadap A. solani, penyebab penyakit bercak coklat pada tanaman tomat.