2018
DOI: 10.20473/jmv.vol1.iss3.2018.99-104
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Prevalensi Infeksi Toxocara Cati pada Kucing Peliharaan di Kecamatan Banyuwangi

Abstract: Toxocara cati (T.cati) merupakan parasit yang umumnya menyerang kucing, dan bersifat zoonosis sehingga termasuk parasit yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran prevalensi dari infeksi Toxocara cati pada kucing peliharaan di kecamatan Banyuwangi. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study dan menggunakan data dari pemeriksaan sampel feses kucing peliharaan di laboratorium. Pemeriksaan sampel feses dilaboratorium menggunakan tiga j… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
1
6

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
9

Relationship

2
7

Authors

Journals

citations
Cited by 22 publications
(17 citation statements)
references
References 10 publications
0
2
1
6
Order By: Relevance
“…Faktor lingkungan dan faktor internal pada hewan dapat mempengaruhi prevalensi parasit. Kondisi lingkungan, seperti tempat tinggal kucing yang tidak bersih atau kotor, dapat mudah terkontaminasi oleh telur T. cati yang infektif (Suroiyah et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Faktor lingkungan dan faktor internal pada hewan dapat mempengaruhi prevalensi parasit. Kondisi lingkungan, seperti tempat tinggal kucing yang tidak bersih atau kotor, dapat mudah terkontaminasi oleh telur T. cati yang infektif (Suroiyah et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Telur ancylostoma sp dan toxocara cati adalah cacing yang paling umum terdeteksi dalam penelitian ini. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis lembab yang merupakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan cacing yang di tularkan melalui tanah (Suroiyah et al, 2018) dan Denpasar memiliki temperature udara berkisar 22,2-31°C, (Nealama et al, 2014) sehingga Anak-anak memiliki resiko lebih tinggi untuk terinfeksi dari pada orang dewasa karena kebiasaan bermain di pasir atau tanah dan memasukkan benda-benda ke mulut seperti mainan yang terkontaminasi telur, tanah atau hospes paratenik seperti cacing tanah ke dalam mulut (Woodhall and Fiore,, 2013). Visceral Larva Migran dilaporkan lebih banyak diderita anak kelompok usia 2-6 tahun dan Ocular Larva Migran diderita anak usia 8-16 tahun (Woodhall and Fiore, 2013;Borji et al, 2011) Gejala klinis tidak spesifik berupa demam, lesu, anorexia, lymphanodepati.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Kejadian prevalensi yang tinggi disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti suhu, musim dan perbedaan wilayah dapat mengoptimalkan perkembangan telur infektif. Kucing liar memiliki tingkat risiko lebih tinggi untuk menularkan infeksi dan terinfeksi telur cacing karena kontaminasi lingkungan (Suroiyah et al 2018).…”
Section: Pemeriksaan Natif Telur Toxocara Sppunclassified