Latar Belakang: Studi hiperurisemia pada masyarakat dengan latar-belakang etnik tertentu di Indonesiamenarik dipelajari karena selain terkait dengan sejumlah indikator/penyakit metabolik tetapi juga karenakeunikan budaya dan kontribusi genetik yang mungkin signifikan memberi pengaruh. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui prevalensi hiperurisemia dan melihat hubungannya dengan indikator metabolik lain,khususnya kadar gula darah sewaktu (GDS) dan indeks massa tubuh (IMT) pada komunitas etnik asli diHalmahera Utara.Metode: Sebanyak 240 responden dari 4 komunitas etnik asli di Halmahera Utara diikutsertakan dalampenelitian ini. Penentuan responden (etnik asli) melalui seleksi acak. Penelusuran responden dilakukandengan mengidentifikasi marga yang mewakili nama-nama keluarga pada masing-masing etnik asli diHalmahera Utara. Data dianalisis menggunakan uji statistik Mann Whitney dan Spearman correlation.Hasil Penelitian: Prevalensi hiperurisemia tergolong tinggi, yakni 60% (pria 50,83% dan wanita 69,17%).Sebaliknya, prevalensi hiperglikemia lebih rendah sebesar 1,25% (pria 1,67% dan wanita 0,83%). Prevalensiberat badan lebih (overweight) dan obese adalah berturut-turut 29,17% dan 12,50%; pria 30% dan 11,67%;serta, wanita 28,33% dan 13,33%. terdapat korelasi positif namun tidak nyata antara kadar asam urat danGDS (r=0,082, ρ=0,207), dan terdapat korelasi negatif tidak nyata antara kadar asam urat dan IMT pada populasi etnik (r=-0,047, ρ=0,468). Hubungan antara kadar gula darah dan IMT pada keseluruhan data etnikmenunjukkan hubungan positif dan nyata (r=0,176, ρ=0,006).Kesimpulan: Prevalensi hiperurisemia (dan berat badan lebih) pada etnik-etnik di Halmahera tergolongsangat tinggi. Secara statistik, tidak terdapat hubungan antara nilai kadar asam urat dengan kadar GDS,demikian pula antara kadar asam urat dengan IMT. Terdapat korelasi positif nyata antara nilai IMT dankadar GDS.Kata Kunci: IMT, asam urat, gula darah sewaktu, halmahera utara