AbstrakBeberapa kajian sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas pernikahan turut ditentukan oleh oleh relasi gender yang harmonis serta ketahanan keluarga yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh relasi gender dan ketahanan keluarga terhadap kualitas perkawinan pada keluarga petani dan nelayan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan dilakukan di Desa Pantai Sederhana, Kabupaten Bekasi dengan partisipan penelitian nelayan dan Desa Losari Lor, Kabupaten Brebes dengan partisipan penelitian buruh 'brondol' bawang. Partisipan penelitian dipilih secara purposive sampling dengan jumlah contoh sebanyak 130 keluarga. Hasil uji independent t-test menunjukkan bahwa keluarga nelayan memiliki relasi gender yang lebih baik dibandingkan dengan keluarga buruh tani. Kondisi ketahanan keluarga secara keseluruhan menunjukkan bahwa nelayan dan buruh tani memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Secara keseluruhan rata-rata ketahanan keluarga buruh tani (88,9) lebih tinggi dibandingkan keluarga nelayan (83,7). Rata-rata indeks kualitas pernikahan keluarga nelayan (84,7) lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga buruh tani (58,6). Hasil regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pernikahan adalah relasi gender, pendapatan per kapita, dan ketahanan keluarga. Oleh karenanya, keluarga nelayan dan keluarga buruh tani 'brondol' bawang merah diharapkan dapat meningkatkan relasi gender baik pada aktivitas publik, domestik, serta sosial kemasyarakatan serta meningkatkan ketahanan keluarga yang saat ini sudah baik sehingga kualitas pernikahan yang dihasilkan dapat meningkat.Kata kunci: keluarga buruh tani, keluarga nelayan, ketahanan keluarga, kualitas pernikahan, relasi gender Abstract Previous research show that the quality of marriage is determined by harmonious gender relations and high family resilience. This study aims to analyze the influence of gender relations and family resilience on the quality of marriage in the families of farmers and fishermen. This study used a cross-sectional study design and was conducted in Pantai Sederhana Village, Bekasi Regency for participants of fishermen and Losari Lor Village, Brebes Regency for participants of peasant farmers of 'brondol' onions. The research participants was chosen by purposive sampling with a total sample of 130 families. The results of the independent t-test showed that fishermen's families had better gender relations compared to the families of peasant farmers. Overall, family resilience of fishermen and peasant farmers had a very significant difference. The average index of family resilience of peasant farmer families (88,9) was higher than fishermen families (83,7). The average quality of marriages of fisherman families (84,7) was better than peasant farmers families (58,6). Regression results indicate that the factors that influence the quality of marriage are gender relations, per capita income, and family resilience. Hence, the fishermen families and peasant families of red onion are expected to be ab...