ABSTRAK Kafein berperan dalam menentukan pahit/sepetnya teh. Perbedaan genotipe dan jenis pemetikan menyebabkan perbedaan kandungan kafein dan kualitas teh. Penelitian bertujuan mengetahui kandungan kafein dan karakteristik morfologi pucuk (peko) dengan 3 daun muda di bawahnya (P+3) pada beberapa genotipe teh. Penelitian dilaksanakan di perkebunan teh Tambi dan di laboratorium pengujian Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor mulai April sampai Juni 2013. Ekstraksi kafein menggunakan kloroform dan diukur pada panjang gelombang 276,5 nm. Analisis kafein dilakukan terhadap pucuk (peko) dengan 3 daun muda di bawahnya (P+3) yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 genotipe teh sebagai perlakuan (Tbs 1, Tbs 2, RB 3, Kiara 8, Cin 143, dan Hibrid) dan 4 ulangan. Karakterisasi terhadap pucuk teh dilakukan terhadap karakter morfologi kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan genotipe berpengaruh nyata terhadap kandungan kafein. RB 3 merupakan genotipe yang memiliki kadar kafein P+3 tertinggi (3,58%) yang diikuti oleh genotipe Cin 143 (3,43%). Berdasarkan kadar kafein, Tbs 1 dan Tbs 2 merupakan genotipe harapan dengan kualitas lebih baik dibandingkan dengan RB 3 dan Cin 143. Keragaman antar genotipe terdapat pada karakter bentuk daun, pangkal daun, tepi daun, ujung daun, permukaan atas daun, warna daun, bulu pada peko, panjang daun, lebar daun, rasio panjang terhadap lebar daun, panjang tangkai daun, jumlah tulang daun, tebal daging daun, dan panjang peko. Kadar kafein berkorelasi negatif nyata terhadap rasio panjang dan lebar daun.