ABSTRAKPenyakit utama busuk buah kakao disebabkan oleh Phytophthora palmivora dapat menurunkan hasil 20%-30%. Pengendalian penyakit dengan fungisida nabati saat ini banyak dikembangkan, dengan tujuan mengurangi dampak negatif dari fungisida sintetik. Fungisida nabati yang digunakan adalah minyak cengkeh dan serai wangi karena mudah didapat dan bersifat fungisidal. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh formula fungisida nabati minyak cengkeh dan serai wangi terhadap perkembangan penyakit busuk buah kakao (BBK) yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora. Penelitian dilaksanakan di kebun petani Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, menggunakan rancangan acak kelompok 7 perlakuan, 4 ulangan. Setiap perlakuan diamati 20 buah kakao berukuran 8-10 cm. Perlakuan yang diuji adalah 1) minyak cengkeh+serai wangi, 2) minyak cengkeh+asam salisilat, 3) minyak cengkeh+silikon, 4) serai wangi+asam salisilat, 5) serai wangi+silikon, 6) fungisida sintetik sebagai pembanding, dan 7) kontrol. Larutan formula (5ml/liter) disemprotkan pada buah setiap 2 minggu sekali sampai buah masak atau dipanen. Parameter yang diamati adalah persentase serangan, intensitas serangan, kadar senyawa fenol, dan bobot biji kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula fungisida nabati cengkeh dan serai wangi yang diperkaya dengan asam salisilat dan silikon dapat menekan intensitas serangan penyakit busuk buah kakao sebesar 20,48%-65,62%, tidak berbeda nyata dengan fungisida sintetik (73,15%). Besarnya tingkat penekanan penyakit sejalan dengan kandungan senyawa fenol pada kuit buah kakao. Semakin tinggi kadar fenol pada kulit buah, maka semakin tinggi penekanan penyakit busuk buah kakao. Penggunaan formula fungisida nabati dapat menekan kehilangan produksi kakao 23,94%-43,02%. Formula terbaik dan dapat dianjurkan untuk pengendalian penyakit busuk buah kakao adalah minyak cengkeh+serai wangi, cengkeh+asam salisilat, dan serai wangi+silikon.Kata Kunci: Kakao, Phytophthora palmivora, busuk buah kakao, fungisida nabati ABSTRACT Black pod disease caused by Phytophthora palmivora is a major disease on cacao crops, which can cause yield losses until 20%-30%. Disease control using botanical fungicide such as the use of clove and citronella oil, which have fungicidal effect, have been developed to reduce the negative impact of synthetic fungicide residues. The objectives of this study was to analyze the effect of clove and citronella oil as botanical fungicide formula on the development of black pod disease and seed weight of cocoa in the field. The study was carried out at farmer's fields in Mamuju District
ABSTRAKPhytophthora palmivora Butl. merupakan patogen penyebab penyakit busuk buah kakao (BBK) yang menimbulkan kerugian cukup besar bagi petani. Pengendalian P. palmivora yang banyak dianjurkan adalah pengendalian ramah lingkungan dengan menggunakan agens hayati seperti jamur endofit. Tujuan penelitian adalah mendapatkan jamur endofit asal tanaman kakao yang bekerja sebagai agens hayati terhadap P. palmivora patogen penyebab busuk buah kakao. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri), Sukabumi, mulai bulan Januari sampai Juli 2015. Eksplorasi jamur endofit dilakukan di beberapa daerah penghasil kakao, yaitu Sulawesi Tenggara, Lampung, dan Jawa Barat. Bahan tanaman kakao yang digunakan sebagai sampel adalah daun, buah, dan ranting dari beberapa varietas dan klon kakao. Isolat-isolat jamur endofit diisolasi, dimurnikan, dan diseleksi kinerjanya terhadap P. palmivora secara in vitro pada media PDA dan secara in vivo pada buah kakao. Hasil isolasi diperoleh 269 isolat jamur endofit dari beberapa daerah, yaitu 195 isolat dari Sulawesi Tenggara, 41 isolat dari Jawa Barat, dan 33 isolat dari Lampung. Hasil seleksi isolat jamur endofit terhadap P. palmivora diperoleh 4 isolat jamur dari marga Trichoderma yang potensial sebagai agens hayati untuk pengendalian P. palmivora, yaitu SWI, STII, PB5, dan SWII dengan daya hambat 70,33%; 68,89%; 67,43%; dan 66,67%.Kata kunci: Phytophthora palmivora Butl., busuk buah kakao, jamur endofit 70.33%; 68.89%; 67.43%; and 66.67%, respectively. ABSTRACT Phytophthora palmivora Butl. is a causal pathogen of black pod rot of cocoa (BPR) which leads to severe crop losses. Control of P. palmivora using biological agents such as endophytic fungi is most recommended for its environmentally friendly benefits. The aim of this research was to obtain endophytic fungi from cacao plant that works as biological agent against
ABSTRAKPenyakit karat daun yang disebabkan oleh Hemileia vastatrix merupakan penyakit yang sangat merugikan pada tanaman kopi karena dapat mematikan tanaman. Penelitian bertujuan mengetahui ketahanan pohon induk kopi Liberika Meranti terhadap penyakit karat daun kopi (H. vastatrix) yang akan digunakan sebagai varietas unggul komposit. Kegiatan penelitian telah dilakukan di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2013 dan 2014. Observasi dilakukan di kebun petani dengan luas 170 ha, terhadap pohon induk kopi Liberika yang telah diseleksi sebelumnya. Ketahanan terhadap H. vastatrix diamati dengan melihat gejala serangan pada daun di setiap pohon. Parameter yang diamati adalah gejala serangan dan indeks intensitas penyakit (IIP). IIP mengacu pada skor tanaman terserang, yaitu 0 = kebal, 1%-29% = tahan, 30%-49% = agak tahan, 50%-69% = agak rentan, dan 70%-100% = rentan. Hasil observasi dari 106 pohon induk kopi Liberika Meranti terhadap H. vastatrix diperoleh 90 pohon (84,90%) tahan, 14 pohon (13,1%) agak tahan, dan 1 pohon (0,9%) agak rentan. Ketahanan kopi tersebut cukup stabil selama 2 tahun pengamatan.Kata kunci: Kopi Liberika, Hemileia vastatrix, karat daun, ketahanan Village, Rangsang Pesisir Sub-district, Kepulauan Meranti in 2013 and 2014. Observations ABSTRACT Leaf rust disease caused by Hemileia vastatrix is considered as the most devastating disease in coffee plants due to it can kill the plants. The objective of this research was to determine the resistance of Liberica coffee derived from Kepulauan Meranti against leaf rust disease (H. vastatrix) that will be used as a composite variety. The research was conducted in Kedabu Rapat
<p align="center">ABSTRAK</p><p>Penyakit busuk pucuk vanili (BPV) merupakan salah satu penyakit penting vanili yang berpotensi mengurangi produksi vanili di Indonesia. Penyakit BPV di Indonesia umumnya merusak pembibitan, namun akibat perubahan iklim yang ekstrim, serangan penyakit BPV pada tanaman vanili dewasa di kebun mengalami peningkatan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui keefektifan <em>Trichoderma</em> sp. dan Fusarium non patogenik (FusNP) dalam mengendalikan penyakit BPV di kebun vanili. Penelitian lapangan dilakukan di KP Sukamulya, Sukabumi mulai November 2015 - Juli 2016. Pengujian residu fungisida sintetik dilakukan di Laboratorium Residu Bahan Agrokimia Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Laladon Bogor. Penelitian terdiri atas lima perlakuan yaitu pemberian substrat <em>Trichoderma</em> sp. (T), penyemprotan suspensi konidia FusNP (F), kombinasi <em>Trichoderma</em> sp. dan FusNP (TF), fungisida sintetik mancozeb (M) dan kontrol (K). Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK), tiap perlakuan diulang sebanyak lima kali. Variabel yang diamati adalah gejala dan keparahan penyakit, curah hujan, dan residu fungisida sintetik. Data dianalisis dengan Uji Tukey pada selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>Trichoderma</em> sp. dan FusNP cukup efektif mengendalikan penyakit BPV di lapangan, setara dengan keefektifan fungisida sintetik yaitu kejadian penyakit berkisar 2 - 5%, sedangkan kontrol mencapai 32%. Perkembangan penyakit BPV dipengaruhi oleh curah hujan, semakin tinggi curah hujan semakin tinggi intensitas serangan penyakit BPV. Penggunaan fungisida sintetik secara intensif menyebabkan pencemaran lingkungan berupa residu pestisida pada daun, buah, dan tanah rizosfer vanili..</p><p>Kata kunci: busuk pucuk vanili,<em> Phytophthora. capsici</em>, agens hayati.</p><p> </p><p align="center">ABSTRACT</p><p>Vanilla shoot rot disease (VSR) is one of important disease that potentially reduces Indonesia’s vanilla production. The VSR disease is prevalently developing in the nursery, but due to the extreme climate change, the disease occurrence in the garden has increased recently. A present study was aimed to assess the effectiveness of <em>Trichoderma </em>sp<em>.</em> and non-pathogenic Fusarium (NPF) in controlling the VSR disease in the garden. An experiment was conducted in a vanilla garden at KP Sukamulya, Sukabumi November 2015 - July 2016. The study consisted of five treatments that were application of <em>Trichoderma </em>sp<em>.</em> substrate (T) onto the vanilla tips, spraying the conidial suspension of FusNP (F), a combine application of <em>Trichoderma </em>sp<em>.</em> and FusNP (TF), synthetic fungicide mancozeb (M) and the control (K). The treatments were arranged in a randomized block design, replicated five times each. The variables measured were the incidence and severity of VSR diseases monthly, residue of synthetic fungicides and rainfall. The results showed that application of <em>Trichoderma sp.</em> sp. and NPF reduced the disease severity of VSR 3 % and 5 % respectively than the one of control. While the fungicide application was 3% lower than the control. The VSR disease progress is affected significantly by rainfall period. </p><p>Keyword: vanilla shoot rot disease<sup>, </sup><em>Phytophthora capsici. </em>Bioagent.</p>
Vanilla shoots rot (VShR) disease in Indonesia is generally detrimental to the nursery, but due to the extreme climate change, the VShR disease attacks the vanilla plants grown in the field increases. This paper describes the development of research on the effectiveness of Trichoderma sp. and nonpathogenic Fusarium (FusNP) in controlling VShR, starting from isolation and identification of antagonistic fungi, in vitro testing to research results in the field, compared with the use of synthetic fungicides. The nonpathogenic fungi isolated from the rhizosphere soil of healthy vanilla plants were dominated by Trichoderma spp and nonpathogenic fusarium because they used selective media. The study showed that Trichoderma sp. and FusNP were quite effective in controlling the disease VShR in the field, similar to the effectiveness of synthetic fungicides, whereas the incidence of control was 32%. The use of synthetic fungicides intensively causes environmental pollution in the form of pesticide residues on leaves and fruit vanilla.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.