2018
DOI: 10.15575/psy.v6i2.2206
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Di SLB

Abstract: AbstrakAnak Berkebutuhan Khusus adalah istilah lain untuk menggantikan kata "Anak Luar Biasa, yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Karakteristik dan hambatan yang dimiliki membuat anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Anak berkebutuhan khusus memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial, baik dalam tingkat k… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
20
0
23

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
9

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 42 publications
(43 citation statements)
references
References 0 publications
0
20
0
23
Order By: Relevance
“…Kedua, ABK tetap (permanen) yang meliputi anak tunarungu, tunadaksa, tunanetra, tunagrahita, ADHD (attention deficiency dan hiperactivity disoders) anak autis, disleksia (kesulitan dalam membaca) dan lain sebagainya. Untuk saat ini, anak berkebutuhan khusus kategori permanen yang belajar di SD Semai Jepara hanya ada tiga macam yaitu ADHD, autis, dan disleksia.ADHD atau hiperaktif bukan suatu penyakit namun lebih tepat disebut dengan kata gejala atau symtomps(Dermawan, 2013). Hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu brain damage, an emotional disturbance, a hearing deficit or mental retardaction.…”
unclassified
“…Kedua, ABK tetap (permanen) yang meliputi anak tunarungu, tunadaksa, tunanetra, tunagrahita, ADHD (attention deficiency dan hiperactivity disoders) anak autis, disleksia (kesulitan dalam membaca) dan lain sebagainya. Untuk saat ini, anak berkebutuhan khusus kategori permanen yang belajar di SD Semai Jepara hanya ada tiga macam yaitu ADHD, autis, dan disleksia.ADHD atau hiperaktif bukan suatu penyakit namun lebih tepat disebut dengan kata gejala atau symtomps(Dermawan, 2013). Hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu brain damage, an emotional disturbance, a hearing deficit or mental retardaction.…”
unclassified
“…Banyak penelitian yang memetakan berkaitan dengan cara belajar anak berkebutuhan khusus. Nugroho & Mareza (2016) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pendidikan inklusif merupakan salah alternative pembelajaran yang bisa dilakukan pada anak berkebutuhan khusus (Dermawan, 2013). Pembelajaran diberikan secara indifidual yang dikelompokan atas dasar kelas sesuai bagian ketunaannya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Seperti anak tunanetra ataupun tunarungu memiliki keterbatasan penglihatan atau pendengaran, namun kemampuan intelektual memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak normal lainya. Anakanak berkebutuhan khusus dapat berprestasi sesuai kapasitas intelektualnya diperlukan alat bantu kompensasi untuk indra penglihatan seperti talking computer, talking books, buku tulisan braille, dan untuk tunarungu seperti alat bantu ReSound Up Smart yang dilengkapi lampu indikator LED (Dermawan, 2013;Fajrie dan Masfuah, 2018). Dari berbagai pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual maupun intraindividual yang signifikan sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran khusus (Soendari, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified