<p>Kalimantan Tengah memiliki keanekaragaman hutan rawa gambut yang berperan bagi gudang plasma nutfah khususnya tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status konservasi spesies tumbuhan obat, khususnya yang berhubungan dengan struktur dan komposisi serta keanekaragamannya. Pengumpulan data menggunakan metode jalur berpetak, membuat 40 petak pengamatan berbagai tingkat pertumbuhan yang masing-masing berukuran 20 x 20 m,10 x 10 m, 5 x 5 m, dan 1 x 1 m dengan luas total 2,104 ha. Semua tumbuhan berbagai kelas diameter yang berada di dalam petak pengamatan dicatat, diukur, dan diidentifikasi. Kondisi vegetasi tumbuhan obat dicirikan oleh tingkat kerapatan pohon dengan rata-rata 93,140 batang/ha dan luas bidang dasar 10,606 m<sup>2</sup>/ha, tiang 622,50 batang/ha dan luas bidang dasar 17,1606 m<sup>2</sup>/ha, pancang 5450 batang/ha dan luas bidang dasar 41,712 m<sup>2</sup>/ha, serta semai tingkat kerapatan 6975 batang/ha. Dalam seluruh petak pengamatan terdapat 56 spesies tumbuhan obat termasuk dalam 48 marga dan 30 famili. Berdasarkan indeks nilai penting spesies, maka <em>Diospyros borneensis</em> Hiern, <em>Combretocarpus rotundus</em> Dans, merupakan spesies yang paling dominan, diikuti tingkat semai <em>Syzygium zeylanicum </em>(L.) DC. Nilai Indeks Keanekaragaman pada kisaran 1< H'≤ 3. Terdapat enam spesies tumbuhan obat yang dilindungi berdasarkan PP. 7/1999, tiga spesies kedalam CITES dan 15 spesies termasuk dalam daftar IUCN.</p>