The Trigona bee is a small black insect with a body length of 3-4 mm and a wingspan of 8 mm. East Kalimantan has found Trigona spp bees, namely T. laeviseps, T. apicalis, T. Drescheri. T. fucibasis, T. fuscobalteata, T. insica, T. itama, T. melina and T. terminate. This study aims to determine the potential of kelulut honey bees (Trigona spp) in the community honey farmer group of Galang Sungai Pinyuh Village, Mempawah Regency, to identify the types of kelulut bees (Trigona spp) in the box (stup) that made by the honey farmer group of Galang Village. Sungai Pinyu, Mempawah Regency, Analyzing the additional economic income of the Galang Village community, Sungai Pinyuh District, Mempawah Regency. This research was conducted in Galang Sungai Pinyuh Village Mempawah Regency which was conducted for 1 month in the field, by using the survey method, by using the method, which is the activity of finding the existence of a species that is the object of bee research. There are 2 types of Trigona spp bees cultivated in the Galang Kelulut Honey Forest Farmers Group, namely H. itama Cockerel, and H. bakeri, and processing of kelulut honey (Trigona spp) will benefit greatly from the services of kelulut honey (Trigona spp). Harvesting of kelulut honey from honey farmers is 15-30 liters / month. The selling price for consumers is around IDR 400,000 for every 1 liter. From the research above, it is concluded that the potential of kelulut honey bees (Trigona spp) can increase the income of the people of Galang Village, Sungai Pinyuh District, Mempawah Regency.Keywords: Community economy, Potency, Trigona.
The Tawang Selubang Forest, located in the Other Use Area (APL) is determined by the regional government of Sintang Regency, West Kalimantan as the Hutan Tutupan (forest cover). This forest has great benefits for the community, one of which is as a source of medicinal plants. This research aims to identify the potential species of medicinal plants in the Tawang Selubang Forest Cover. Inventory of potential medicinal plants is done by making a square (0.5 Ha) cluster design (100 mx 100 m) in which there are 5 circular plots. Each plot contained several circular subplots that functioned for observation of seedling level (r= 1 m), stake (r= 2 m), pole (r= 5 m) and tree (r= 17.8 m). The number of plant species found in the Tawang Selawang Forest Cover were 47 species and 27 species were medicinal plants. Some species of medicinal plants that have a high density and important value index are Xanthophyllum amoenum Chadat, Antidesma montanum Blume, Nephelium maingayi Hiern, Palaquium gutta (Hook.) Baill and Syzygium lineatum (DC.) Merr. & J.Parn .
Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis dan potensi tumbuhan berkhasiat obat yang terdapat dihutan Kantuk Desa Paoh Benua Kecamatan Sepaok Kabupaten Sintang. Penelitian ini diawali dengan membuat sebuah klaster berbentuk persegi yang berjarak 100 m, dan disetiap sudut dan bagian tengah klaster terdapat plot berbentuk lingkaran dengan jari-jari 17,8 m. Setiap plot dibuat empat buah subplot bentuk lingkaran yang terdiri dari subplot untuk tingkat semai dengan jari-jari 1 m, pancang berjari-jari 2 m, tiang berjari-jari 5 m dan pohon berjari-jari 17,8 m. Data jenis tumbuhan di identifikasi nama ilmiahnya dan besarnya potensi tumbuhan di analisis dengan kerapatan (individu/Ha) dan kerapatan relatif (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di hutan Kantuk terdapat 34 jenis tumbuhan obat. Jenis tumbuhan yang paling dominan atau memiliki kerapatan dan kerapatan relatif yang tinggi pada tingkat semai (10.500 individu/Ha (52,5%)), pancang (3.500 individu/Ha (36,84%)), tiang (140 individu/Ha (58,33%)) dan pohon (117,28 individu/Ha (38,78%)) adalah Alseodaphne sp. Perlindungan terhadap hutan Kantuk dan keanekaragaman jenis tumbuhan obatnya perlu dilakukan melalui peningkatan statusnya menjadi hutan yang bernilai konservasi tinggi (NKT).
Abstract– Konsep pertanian terpadu yang melibatkan tanaman dan ternak sudah lama diterapkan oleh petani di Indonesia, namun penerapannya masih secara tradisional, tanpa memperhitungkan dari aspek secara finansial maupun dalam konteks pelestarian lingkungan hidup. Konsep sistem tanaman-ternak dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek keberlanjutan (sustainable) yang ramah lingkungan (environmentally tolerable), secara sosial diterima masyarakat (socially acceptable) dan secara ekonomi layak (economically feasible). Pendekatan yang dilakukan adalah penggunaan input dari luar yang rendah yang dikenal sebagai LEISA (low external input sustainable agriculture). Adanya dukungan teknologi dalam pendekatan LEISA untuk integrasi usahatani tanaman hortikultura-ternak diharapkan dapat mengembangkan agribisnis yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja yang bersumber pada usaha dengan memanfaatkan sumberdaya lokal khususnya limbah peternakan dan pertanian secara lebih efisien. Limbah kotoran ternak sapi dapat diolah menjadi energi dan pupuk organik sehingga dapat mendukung usahatani tanaman hortikultura. Sedangkan limbah usahatani tanaman hortikultura dapat diolah menjadi sumber pakan ternak bagi peternakan sapi. Apabila proses integrasi tanaman hortikultura dan ternak sapi dapat berhasil dengan baik, tidak mustahil akan terjadi peningkatan produksi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan tercapai pengembangan agribisnis yang berkelanjutan. Keywords–Limbah, Biogas, Pakan Ternak
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.