Pemerintah melalui program sekolah ramah anak berupaya untuk melindungi anak dari perundungan di sekolah. Hal ini mengingat kasus perundungan di sekolah masih menjadi masalah yang serius. Perundungan merupakan salah satu sisi gelap dalam komunikasi antarpribadi. Di sisi lain, lingkungan dan budaya sekolah berkontribusi pada perilaku komunikasi individu. Dengan menggunakan literature review dari hasil penelitian, jurnal ilmiah, buku, maupun dokumen yang relevan, kajian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku komunikasi di sekolah ramah anak. Berdasarkan hasil kajian pustaka ditemukan bahwa: 1) bentuk perilaku komunikasi anak di Sekolah Ramah Anak adalah perilaku komunikasi verbal dan non-verbal, 2) perilaku komunikasi anak dengan guru bersifat positif, sedangkan dengan teman sebaya ada yang positif dan negatif, 3) perilaku komunikasi anak dengan guru tertutup sedangkan dengan teman sebaya bersifat terbuka. Kajian ini merekomendasikan agar dalam pelaksanaan Sekolah Ramah Anak keluarga dilibatkan secara aktif mengingat keluarga menjadi fondasi dalam membentuk perilaku anak. Guna memperkuat perilaku komunikasi positif anak di sekolah ramah anak, program Sekolah Ramah Anak seyogyanya diintegrasikan dengan program Kampung Ramah Anak, Rukun Warga Ramah Anak, dan program serupa lainnya. Tujuannya adalah untuk membuat perilaku komunikasi positif anak dapat terinternalisasi dan terwujud baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Hal ini juga sebagai upaya untuk mewujudkan kesejahteraan anak agar memperoleh perlindungan dan dapat berkembang secara optimal