Students’ mathematical literacy skills in solving higher-order thinking skills problems

Abstract

Higher-order thinking (HOTS) problems are a learning assessment system applied to the curriculum in 2013 to improve students' higher-level thinking skills. However, teachers still familiarize students to solve problems with low-level thinking, which lower the Indonesian students’ mathematical literacy. This descriptive research with a qualitative approach aimed to explore junior high school students’ mathematical literacy skills in Kotapinang in solving HOTS problems applied to the curriculum 2013. Four students were selected as research subjects. Research instruments consisted of mathematical skills tests, literacy tests, and interviews. The researchers applied the triangulation techniques with Miles and Huberman’s model as the data analysis technique. The analysis showed that students’ mathematical literacy skills in Kotapinang were poor. The researchers recommend applying technology-based learning models, such as blended learning that is suitable for limited face-to-face learning to support the improvement of mathematics literacy skills of junior high school students in solving HOTS problems in the curriculum 2013.

Analisis Literasi Matematis Mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus Integral

“…Setiawan dalam dalam (Lutfiyana et al, 2022) menyatakan bahwa kemampuan lain yang terdapat dalam literasi matematika adalah kemampuan pemahaman konsep dan juga penalaran. Beberapa ahli berpandangan bahwa literasi secara leksikal dapat didefinisikan sebagai suatu keterampilan yang dimiliki oleh siswa untuk merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan masalah matematika dalam konteks kehidupan nyata (Khaesarani & Ananda, 2022;Manoy & Purbaningrum, 2021). Literasi matematis yang dimiliki seseorang diidentifikasi melalui kemampuan unruk menganalisis, mengemukaan alasan, mengkomunikasikan pemahaman, memecahkan masalah dan merepresentasikan permasalahan yang berkaitan dengan matematika (Fakhriyana et al, 2018).…”

“…Machaba dalam (Khaesarani & Ananda, 2022) mengatakan bahwa indikator keberhasilan literasi matematis terdiri dari lima komponen yaitu 1) literasi matematika menggunakan konten matematika,…”

“…(2) literasi matematika menggunakan konteks kehidupan nyata, (3) literasi matematika menggunakan keterampilan pemecahan masalah yang terkait dengan konsep yang sebelumnya tidak diketahui, (4) literasi matematika menggunakan komunikasi matematika dalam pengambilan keputusan, dan (5) literasi matematika menggunakan konten dan keterampilan yang terintegrasi dengan penyelesaian masalah (Khaesarani & Ananda, 2022;Manoy & Purbaningrum, 2021). Beberapa penelitian yang berkaitan dengan literasi matematis menunjukan hasil bahwa tingkat literasi matematis siswa di Indonesia belum memenuhi ekspektasi.…”

“…Penelitian lainnya, (Khaesarani & Ananda, 2022) mengukur kemampuan literasi matematis siswa pada soal HOTS dan diperoleh hasil bahwa siswa masih memiliki kemampuan dalam kategori rendah. (Mahiuddin et al, 2019) mengemukakan bahwa literasi matematis siswa perempuan dan laki-laki samasama tergolong rendah.…”

“…Namun penelitian Fadillah ini dilakukan untuk menganalisis literasi siswa SMA dalam mengerjakan soal PISA, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk melihat literasi mahasiswa pada mata kuliah kalkulus integral. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khaesarani, juga menemukan bahwa mahasiswa yang termasuk pada kategori "bad" adalah mahasiswa yang belum mampu memenuhi semua indicator literasi matematis(Khaesarani & Ananda, 2022). Namun khaisarni meneliti mengenai kemampuan literasi siswa SMA pada soal HOTS di kurikulum 2013, sedangkan penelitian ini menganalisis kemampuan literasi mahasiswa pada mata kuliah kalkulus integral.…”