Kesenian Gambus Misri adalah kesenian berasal dari lingkungan pesantren yang diciptakan oleh santri Tebuireng bernama Asfandi sebagai respon budaya dari lingkungangan yang dibentuk Ludruk. Ludruk semula memiliki latar belakang sosial yang dekat dengan masyarakat mengambil cerita bertema keluarga, desa, perjuangan, dan legenda kemudian bertransformasi menjadi kesenian Gambus Misri yang memiliki corak keislaman akibat dari pertumbuhan pondok pesantren yang semaikin meluas di Jombang. Namun keberadaan kesenian Gambus Misri tidak mengubah eksistensi kesenian Ludruk di deretan kesenaian Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi yang membahas tentang transformasi cerita dalam Ludruk menjadi cerita Gambus Misri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan keterpengaruhan aktivitas kesenian Ludruk terhadap lingkungan pesantren sehingga memunculkan kebudayaan baru. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, penelitian ini akan menghasilkan kajian yang sesuai dengan keadaan lapangan. Penelitian ini mampu menjadi bahan referensi kesejarahan transformasi cerita dalam Ludruk menjadi cerita Gambus Misri bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.
Gambus Misri art originates from the Islamic boarding school environment created by a Tebuireng student named Asfandi as a cultural response to the environment formed by Ludruk. Ludruk originally had a social background close to the community, took stories on the themes of family, village, struggle, and legends, then transformed into Gambus Misri art, which has an Islamic style due to the growth of Islamic boarding schools which are increasingly expanding in Jombang. However, the existence of Gambus Misri art does not change the presence of Ludruk art in the Jombang line of art. This qualitative research uses an ethnographic approach that discusses the transformation of the story in Ludruk into the tale of Gambus Misri. This research aims to show the influence of Ludruk art activities on the pesantren environment so that a new culture emerges. Using an ethnographic approach, this research will produce a study appropriate to the situation in the field. This research can become a historical reference material for transforming the story in Ludruk into the story Gambus Misri for the Jombang Regency Education and Culture Office.