Penelitian ini bertujuan untuk menelisik bagaimana komunikasi media dapat mengilustrasikan korban bodyshaming. Tindakan mengkritik kondisi fisik orang lain yang lazim dikenal dengan istilah body-shaming merupakan bagian dari kehidupan sosial. Bagi pribadi yang mendapat perlakuan ini, pergulatan dalam diri pun dialami. Dalam pergulatan itu, ada hasrat yang mengkondisikan diri sesuai pencitraan masyarakat umum, di satu sisi, dan menerima dan percaya diri apa adanya, di sisi lain. Kecemasan, kewaspadaan, antisipasi serta rencana tertentu ketika berhadapan dengan berbagai stigmayang pada umumnya bernuansa ejekan atau kritikan atas kondisi fisik, menjadi bagian dari dinamika pergulatan diri, terutama pada pribadi yang mendapat perlakuan body-shaming. Pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretif digunakan dalam penelitian ini, serta memiliki tradisi semiotika. Penelitian ini menggunakan teknik analisis teks mengingat studi menerjemahkan makna komunikasi media. Kode hermeneutik, semantik, narasi, simbolik dan kultural akan digunakan untuk menjelajahi desain ilustrasi dalam sebuah artikel. Hasil penelitian tampak dari ilustrasi "efek-psikologis-bodyshaming" sebagai representasi dari pergulatan diri ini. Persoalan eksistensi diri baik pada pribadi yang mendapat perlakuan body-shaming maupun pelakunya yang anonimitas dari pelaku body-shaming dapat disingkap secara mendalam dari ilustrasi ini. Eksistensi diri dalam konteks ini disingkap melalui tradisi semiotika dengan fokus terhadap memetakan makna visual dan verbal yang terdapat pada desain visual.