Tingkat Keberdayaan Petani dalam Penerapan Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) pada Budidaya Ubi Jalar di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut

Abstract

The dependence of farmers on the use of high external inputs causes farmers to be independent and ignore environmental aspects. The lack of independence of farmers makes farmers powerless in utilizing local resources. The application of LEISA enables farmers to minimize the use of external inputs and be able to utilize local resources. The purpose of this study is to determine the level of empowerment of farmers, determine the factors that influence and formulate appropriate strategies to increase empowerment. Data collection was conducted from March to July 2020. Data analysis used descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The conclusion of the study shows that the strategy of increasing empowerment can be done by expanding land, increasing farmer institutional support, increasing the availability of information sources.

Peranan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) dalam Pemberdayaan Petani di Kabupaten Lampung Timur

“…Berdasarkan hal itu, dapat diketahui bahwa kapasitas Lembaga yang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas sumberdaya seperti jumlah penyuluh, kompetensi penyuluh, motivasi penyuluh, sarana dan prasarana tersebut berada dalam ketegori rendah pada beberapa P4S sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat keberdayaan petani binaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Qintamy et al, 2020) bahwa sarana dan prasarana tidak berpengaruh signifikan terhadap keberdayaan petani. Hasil penelitian di lapangan diketahui bahwa kapasitas Lembaga yang kurang memadai seperti pada P4S Tyto Maju di Kecamatan Purbolinggi memiliki jumlah penyuluh swadaya yang terbatas serta sarana dan prasarana yang belum tersedia namun keberdayaan petani tegolong pada tingkat cukup berdaya, sehingga kapasitas Lembaga tidak berpengaruh langsung terhadap keberdayaan petani binaan.…”

“…Karakteristik petani terdiri dari umur, Pendidikan formal, lama usahatani, dan luas lahan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Qintamy et al, 2020) bahwa umur, Pendidikan formal, dan lama usahatani tidak berpengaruh signifikan terhadap keberdayaan petani. Umur petani dalam kategori produktif pada rentang 15-64 tahun (97,14%).…”

Pemberdayaan Wanita Tani dalam Penerapan Low External Input and Sustainable Agriculture (LEISA) untuk Rumah Pangan Lestari di Kecamatan Cibeureum

“…Penggolongan umur dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan data yang diperoleh dalam penyebaran kuesioner terhadap 53 orang wanita tani. Sedangkan tingkat pendidikan formal dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu sangat tinggi ditingkat perguruan tinggi, tinggi ditingkat pendidikan SMA, sedang ditingkat pendidikan SMP dan rendah ditingkat pendidikan SD baik tamat atau tidak tamat (Qintamy et al, 2020). Adapun lama berusaha tani dibagi menjadi 4 kategori yaitu sangat berpengalaman dengan lama berusaha tani >15 tahun, berpengalaman 11-15 tahun, cukup berpengalaman 6-10 tahun dan kurang berpengalaman <5 tahun (Widyastuti et al, 2014).…”

The Interest of Young Agricultural Entrepreneurs (Young Farmers) on Chili Agribusiness in Kabupaten Garut

“…Therefore, all young agricultural entrepreneurs (young farmers) can read and write. When compared with the level of education of farmers in general, which is elementary (Qintamy et al, 2020;Hamdana et al, 2020;Maryani et al, 2020a), the portion of young agricultural entrepreneurs (young farmers) with this level of education is much smaller. This shows that the level of education of young agricultural entrepreneurs (young farmers) is better than that of general or adults' farmers.…”