PENDAHULUANIsu rantai pasokan ramah lingkungan dipandang kritis bagi kesuksesan implementasi ekosistem industrial dan ekologi industrial (industrial ecosystem and industrial ecology). Limbah dan emisi yang dikeluarkan oleh rantai pasokan telah menjadi sumber utama maslaah lingkungan termasuk diantaranya pemanasan global dan hujan asam (Bloemhof-Ruward et al., 1995). Perusahaan memiliki beragam alasan untuk menerapkan rantai pasokan ramah lingkungan, mulai dari sekedar kebijakan yang bersifat reaktif hingga pendekatan yang bersifat proaktif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dari sudut pandang organisasi ramah lingkungan, sangat penting untuk memahami situasi dan isu apa saja yang muncul dalam bidang manajemen ramah lingkungan ini.Karena rantai pasokan merupakan suatu sistem yang integratif, maka diperlukan pembahasan yang menyeluruh terhadap seluruh komponen yang terlibat dalam rantai pasokan dengan mempertimbangkan permintaan dan penawaran (Welford et al. (1997). Dengan pertimbangan ini, maka dalam penerapan rantai pasokan ramah lingkungan tidak hanya saja mempertimbangkan proses yang terjadi di dalam perusahaan, tetapi juga yang terjadi di luar perusahaan. Secara kesuluruhan, komponen rantai pasokan ini adalah fungsi pembelian, inbound logistic, produksi, distribusi yang meliputi outbound logistic dan pemasaran, dan reverse logistic. Mayoritas perusahaan masih memfokuskan dirinya pada aktifitasaktifitas yang berada dalam perusahaan, yaitu purchasing, in-bound logistic, dan produksi. Hal ini dapat dimengerti meng-