Background: Jerawat merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah serius. Terapi yang digunakan untuk jerawat adalah antibiotik bakteri Clindamycin. Namun masih banyak terjadi resistensi terhadap antibiotik tersebut, salah satunya Staphylococcus epidermidis, sehingga perlu dicari obat antibakteri alternatif untuk mengatasi jerawat. Terapi nonfarmakologi yang sering digunakan adalah ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) yang mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang diduga efektif sebagai antibakteri. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimental dengan desain penelitian Posttest-Only Control Group. Metode penelitian menggunakan difusi sehat dan pengenceran cairan, kemudian data dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil: Ditemukan bahwa ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dengan diameter zona hambat pada konsentrasi 50 ppm 11,7 mm, konsentrasi 75 ppm 12,1 mm, konsentrasi 100 ppm sebesar 12,3 mm dan memiliki daya hambat minimal pada konsentrasi 50 ppm dengan p-value 0,007 pada Kruskall-Wallis Test dan Mann Whitney Test menunjukkan p-value 0,025. Tetap saja, ekstrak itu tidak memiliki kemampuan membunuh minimum. Kesimpulan: Ekstrak daun nangka hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis tetapi tidak dapat membunuh pertumbuhan bakteri tersebut.