Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya Ibu-Ibu PKK Desa Sekancing Ilir, Kecamatan Tiang Pumpung tentang pengolahan pelepah pisang yang akan dijadikan sebagai makanan ringan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah ceramah, praktek langsung, dan diskusi atau tanya jawab. Para peserta mempunyai minat yang besar dan antusias sangat tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul dari peserta terkait dengan pengolahan pelepah pisang. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah bahwa para peserta Ibu-Ibu PKK mendapatkan pengetahuan yang baru terkait dengan pengeloaan pelepah pisang yaitu dengan memanfaatkan pohon-pohon pisang yang awalnya tidak tahu akan manfaat dari pelepah pisang tersebut dan ternyata setelah diolah bisa menjadi makanan ringan dan mempunyai nilai jual. Di samping itu peserta yang mengikuti kegiatan pengabdian yaitu Ibu-Ibu PKK Desa Sekancing Ilir mempunyai keterampilan dalam membuat dan mengolah pelepah pisang sendiri di rumahnya masing-masing serta mengetahui bagaimana cara penjualan dari hasil pengolahan pelepah pisang yang dapat dijual langsung ke konsumen, dititipkan di warung-warung sembako maupun dijual secara online melalui media sosial.
Kemampuan bicara dan berbahasa pada anak berbeda beda, perkembangan kemampuan memerlukan stimulasi yang tepat sehingga tahapan tumbuh kembangnya sesuai dengan usianya. Akan tetapi ketika kemampuan bicara anak tidak sesuai dengan usianya, maka anak mengalami terlambat bicara (Speech delay), yang dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti, lingkungan, gangguan psikiatri, neurologi serta gangguan perilaku anak, dan dapat pula karena sesalahan pola asuh orang tua sehingga anak tidak terstimulasi dengan baik. Dari fenomena yang ada, banyak orang tua yang datang untuk memeriksakan anaknya adalah masalah gangguan berbicara atau keterlambatan bicara (Speech delay). Pada umumnya para orang tua menyadari ketika kemampuan bicara anak mereka tidak sesuai jika dibandingkan teman sebaya. Oleh sebab itu anak perlu diberikan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan bicaranya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 3 (tiga) orang anak yang mengalami terlambat bicara. Teknik penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan audiovisual atau dokumentasi. Waktu pemberian stimulasi untuk pelaksanaan penelitian ini adalah selama 60 menit sebanyak 8 kali pertemuan dalam satu bulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan stimulasi dapat diberikan dengan, merangsang minat berbicara, mengucapkan suku kata, pengucapan (lafal) dan pengenalan kalimat sederhana. Masing masing anak menunjukkan perkembangan kemampuan bicaranya dalam proses stimulasi yang diberikan. Ketiga anak masih belum optimal dalam proses pengenalan kalimat sederhana sehingga masih perlu distimulasi dan masih membutuhkan waktu yang lebih utuk terus mengembangkan kemampuannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 Pasal 14 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus pada Sekolah Luar Biasa Negeri Muara Bungo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sebagai informan terdiri dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Bidang Pendidikan Non Formal, Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri Muara Bungo, wakil kurikulum, pelayan Sekolah Luar Biasa Negeri Muara Bungo, lima murid Sekolah Luar Biasa Negeri Muara Bungo, dan dua anggota masyarakat. Penelitian ini lebih berfokus pada murid-murid penyandang tuna rungu di Sekolah Luar Biasa Negeri Muara Bungo tersebut. Hasil penelitian diketahui bahwa dalam implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 Pasal 14 masih terkendala oleh beberapa faktor yang disebabkan antara lain, kurangnya jumlah tenaga pendidik. Idealnya seorang guru menangani 5-6 murid per kelas, tetapi yang terjadi adalah penggabungan dua kelas menjadi satu dengan jumlah murid 10-12 murid. Tenaga pendidik yang ada juga belum bersertifikat. Selain itu, sarana dan prasaran masih belum memadai, seperti belum adanya buku mata pelajaran bagi kelas XII, kurangnya pemerataan alat bantu dengar, dan belum tersedianya ruangan khusus terapi.
Salah satu program yang telah diterapkan pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan adalah Program Keluarga Harapan (PKH), namun permasalahannya adalah adanya keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan yang tidak tepat sasaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran, hambatan dan upaya Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel ditetapkan berjumlah 10 (sepuluh) orang, dengan teknik pengambilan sampel? purposive sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kelurahan Pasar Rantau Panjang Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin sudah dilaksanakan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan yaitu adalah kurangnya koordinasi antara pemerintah Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Merangin dengan pendamping kecamatan terkait data keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan, minimnya Mobilisasi dari Pendaming PKH dalam memberikan Sosialisasi pengetahuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Progam Keluarga Harapan (PKH). Upaya dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melaksanakan koordinasi yang baik antara pendamping PKH dan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Merangin dan Pendamping PKH Kecamatan, melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang Progam Keluarga Harapan (PKH).
The purpose of this study was to find out about the implementation of the 9-year Compulsory Education Program in Kelukup Hamlet, Dwi Karya Bhakti Village, Pelepat District, Bungo Regency, Jambi. The research method uses a qualitative-descriptive approach. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The results of the study show that the implementation of the compulsory education program has been carried out quite well but has not yet achieved satisfactory results. Socialization regarding the importance of participating in the program has been conveyed to SAD residents through related parties. Non-governmental organizations play the most crucial role, namely as coaches, supervisors, assistants, and facilitators in every educational activity for the children of the Suku Anak Dalam. There are internal barriers from the SAD community to accepting the program, namely their suspicious attitude, strong customs and traditions, lack of gender equality, shyness and low self-esteem of children, and difficulties in paying for children's school needs. These obstacles were overcome by continuing to provide direction, understanding, and motivation to the SAD community regarding compulsory education, efforts by teachers to visit from door to door to pick up students to study, and efforts to provide scholarships for SAD children in need. Keywords: Implementation, Compulsory Education, Suku Anak Dalam.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.