Abstrak : Penjadwalan praktikum merupakan proses penyusunan jadwal pelaksanaan yang menginformasikan sejumlah mata kuliah, dosen yang mengajar, ruang, serta waktu kegiatan perkuliahan di laboratorium. Perlu diperhatikan beberapa aspek untuk menyusun jadwal perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan. Aspek yang perlu diperhatikan antara lain adalah aspek dari dosen yang mengajar, mata kuliah yang diajar. Penyusunan jadwal secara manual cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dan ketelitian yang cukup bagi pembuat jadwal. Untuk dapat membuat jadwal yang optional, dibutuhkan metode optimasi. Pada penelitian ini, akan diuji coba metode optimasi dalam pembuatan jadwal praktikum yaitu Algoritma Genetika. Algoritma genetika merupakan pendekatan komputasional untuk menyelesaikan masalah yang dimodelkan dengan proses biologi dari evolusi. Parameter-parameter Algoritma Genetika yang mempengaruhi jadwal perkuliahan yang dihasilkan adalah jumlah individu, probabilitas crossover, probabilitas mutasi serta metode seleksi, crossover yang digunakan. Pengujian dilakukan dengan cara mencari nilai parameter-parameter algoritma genetika yang paling optimal dalam jadwal perkuliahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan jumlah generasi, jumlah individu, probabilitas crossover dan probabilitas mutasi dapat menghasilkan jadwal yang paling optimal.Kata kunci: Optimasi, Penjadwalan, Seleksi, Crossover, Mutasi, Algoritma GenetikaAbstract : Practical scheduling is the process of preparation of an implementation schedule that informs a number of courses, lecturers who teach, space, and time of lecture activities in the laboratory. It should be noted several aspects to arrange lecture schedule in accordance with the needs. Aspects that need to be considered include aspects of lecturers who teach, courses taught. Manual scheduling tends to take longer and enough accuracy for the schedule maker. To be able to create an optional schedule, an optimization method is required. In this research, will be tested the optimization method in the preparation of the practice schedule that is Genetic Algorithm. Genetic algorithms are a computational approach to solving problems modeled by biological processes of evolution. The parameters of the Genetic Algorithm affecting the course schedule are the number of individuals, the probability of crossover, the probability of mutation and the method of selection, the crossover used. Testing is done by finding the most optimal parameter values of genetic algorithm in lecture schedule. The results show that with the number of generations, the number of individuals, the probability of crossover and the probability of mutation can produce the most optimal schedule. Keywords: Optimization, Scheduling, Selection, Crossover, Mutation, Genetic Algorithm
Pulau Maitara Memiliki banyak potensi desa untuk di kembangkan, Akan tetapi Pemerintah desa Pulau maitara belum memiliki sebuah E-Goverment sistem informasi Pemerintah desa. Proses penyampain informasi, potensi desa serta pelayanan pemerintah pulau maitara masih dilaksanakan secara manual, sehingga diperlukan sebuah Aplikasi yang bertema Perancangan E-Government Sebagai Media Mengembangkan Potensi Desa pulau maitara Berbasis Web, diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi pada Desa pulau maitara baik dalam hal penyampaian informasi dan pelayanan pada masyarakat yang masih manual, dengan menggunakan applikasi egoverment diharapkan lebih bisa secara otomatis dan mudah pelayanan informasi bagi masyarakat dan tidak perlu membuang buang waktu. Sistem Development Life Cycle (SDLC) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Maka dari itu metode SDLC diharapkan dapat mempermudah dalam menyelesaikan proses desain sebuah website berbasis Web dan menggunakan teknik pemograman terstruktur menggunakan bahasa pemograman PHP dan basis data MySQL. Hasil yang di harapkan dari penelitian ini adalah membangun E-Goverment sistem informasi Pemerintah desa dipulau maitara, Masyarakat dengan mudah bisa mendapatkan layanan dan informasi secara cepat dan akuratKata Kunci: E-Government, Pemerintah Desa, SDLC
Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah merancang Sistem kontrol suhu dan pendeteksi gerakan dalam ruangan laboratorium berbasis arduino uno R3 dengan modul Real Time Clock (RTC) dan Passive Infrared Receiver (PIR). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah SDLC dan alat bantu perancangan menggunakan Flowchart, fritzing. Sistem pengontrolan suhu dan Pendeteksi Gerakan dalam ruangan yang dirancang mengunakan komponen utama terdiri dari mikrokontroler, sensor suhu (DHT22), sensor gerak (PIR), modul RTC, LCD, relay, dan kipas. Pengujian sesor PIR dengan jarak 1-5 meter dengan waktu yang digunakan dari 0-90 detik sensor masi mendeteksi adanya pergerakan, dengan adanya pergerakan yang terdeteksi oleh sensor PIR maka Relay aktif kipas berputar, kemudian LCD sebagai indikator menampilkan kipas ON dan ada pergerakan keterangan ruangan sedang ada orang. pengujian sensor PIR terhadap kepekaan sudut sekeliling ruangan, pengujian dimulai dari nilai sudut 0°-45° 1-4 meter PIR masih mendeteksi adanya Pergerakan. Selain itu pengujian sensor DHT22 dengan suhu normal 28°C, Sistem ini dapat membantu pihak kampus dalam mengontrol suhu dan mendeteksi gerakan dalam ruangan secara otomatisKata kunci: Pengontrolan, Suhu, Gerakan, Arduino UnoAbstract: The purpose of this research is to design a temperature control system and motion detection in a laboratory room based on Arduino Uno R3 with Real-Time Clock (RTC) and Passive Infrared Receiver (PIR) modules. In this study, the method used is SDLC and design tools using flowcharts, fritzing. Indoor temperature control and motion detection systems are designed using the primary components consisting of a microcontroller, temperature sensor (DHT22), a motion sensor (PIR), RTC module, LCD, relay, and fan. Testing the PIR sensor with a distance of 1-5 meters with the time used from 0-90 seconds, the sensor still detects movement. With the motion detected by the PIR sensor, the active relay fan rotates. The LCD as an indicator displays the fan ON. There is the movement of room information. There are people. Testing the PIR sensor on the corner's sensitivity around the room, the test starts from an angle value of 0 ° -45 ° 1-4 meters. PIR still detects movement. In addition to testing the DHT22 sensor with an average temperature of 28 ° C, this system can automatically help the campus control temperature and automatically detect indoor movement.Keywords: Control, Temperature, Movement, Arduino Uno
Sistem pendukung keputusan dalam dunia komputerisasi berkembang pesat, dengan sistem ini manusia dapat memperoleh informasi dalam mendukung keputusan. Penelitian ini membuat sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Utara dengan metode Analitical Hierarchy Process, sehingga dapat membantu pihak dinas pendidikan dalam memberikan suatu pendukung keputusan. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan pada penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini mendukung penilaian kriteria dan pembobotan. Sistem ini mampu menampilkan alternatif berdasarkan hasil perhitungan metode AHP. Hasil perangkingan diurutkan dari hasil alternatif tertinggi ke hasil alternatif terendah. Sistem ini bermanfaat bagi pihak dinas pendidikan sebagai bahan pendukung keputusan dan acuan kebijakan untuk menentukan guru berprestasi berdasarkan kriteria yang ditentukan dan dapat membantu dinas pendidikan dalam mengambil keputusan yang relevan untuk memilih guru berprestasi menggunakan metode AHP, dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan prestasi guru yang lainnya.Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Guru Berprestasi.
Open, and One Government Data (OOGD) is a breakthrough in the concept of e-government services management which has become an international standard. The government, as a public institution, must be able to manage information and provide public rights through the implementation of OOGD. OOGD implementation will provide benefits and obstacles. The purpose of this study is to present the results of a systematic review related to the potential benefits and barriers to OOGD implementation. The Systematic Method use in this study by using the Reporting Item Options for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) methods. Based on summary and result classification, there are five categories of barriers to adopting Open and One Government Data such as data and technology, stakeholders, organizations, legislation, and policies.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.