Perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu lembaga teknis yang bersama-sama dengan unit lain menyelenggarakan tri dharma pendidikan tinggi, terutama dengan mengumpulkan, memilih, mengolah, memelihara, dan menyediakan sumber-sumber informasi tanpa membedakan jenis kelamin, kondisi fisik, ras, suku, agama, status sosial, atau situasi ekonomi. Konsep inklusi sosial sangat cocok diterapkan di perpustakaan. Paradigma perpustakaan akademik saat ini merupakan tempat pembelajaran untuk mengembangkan potensinya dengan cara-cara yang mengarah pada peningkatan kualitas akademik. Konsep inklusi sosial jelas ada hubungannya dengan perpustakaan universitas, karena keduanya mengacu pada hal yang sama. Inklusi sosial mengacu pada upaya untuk membuka komunitas, terutama yang mungkin rentan atau terpinggirkan, satu sama lain, termasuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Untuk melatih sumber daya manusia khususnya pustakawan dan staf perpustakaan. Penelitian ini memastikan keabsahan data dilakukan triangulasi sumber data dengan mencari data lain yang melengkapi data sebelumnya. Penelitian ini menemukan bahwa peran pustakawan Perpustakaan Kampus Universitas Negeri Malang berbasis inklusi sosial adalah secara konsisten memberikan layanan sehingga pengguna dapat memanfaatkan sumber daya, sarana dan prasarana koleksi dengan sebaik-baiknya, walaupun masih dirasa belum maksimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan peran pustakawan akademik berbasis inklusi sosial adalah (1) adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat, (2) hak atas layanan perpustakaan, dan (3) aksesibilitas informasi perpustakaan masyarakat. . Dari sini dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi erat kaitannya dengan konsep inklusi sosial dan konsep tersebut dapat diterapkan. Tentunya bisa melihatnya di perpustakaan perguruan tinggi, yang dirancang untuk melindungi semua kelas strata pendidikan tanpa diskriminasi.
Terbatasnya akses di masa pandemi menyebabkan penggunaan gadget oleh anak-anak meningkat. Penggunaan gadget oleh anak-anak banyak dimanfaatkan untuk mengakses media sosial dan hiburan. Untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan gadget maka diperlukan peranan orang tua untuk mengarahkan, mendampingi, dan mengawasi anak untuk mengakses konten edukatif sehingga penggunaan gadget pada anak dapat memberikan manfaat. Konten edukatif yang dapat diberikan pada anak salah satunya yaitu aplikasi Let’s Read Digital Library. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa a) persepsi orang tua terhadap koleksi pada aplikasi Let’s Read Digital Library yaitu koleksi yang disediakan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan informasi pemustaka; b) persepsi orang tua terhadap pemustaka pada aplikasi Let’s Read Digital Library yaitu koleksi dapat dimanfaatkan sebagai media literasi, edukasi, dan hiburan; c) persepsi orang tua terhadap fasilitas pada aplikasi Let’s Read Digital Library yaitu fitur-fitur yang disediakan dapat memudahkan pemustaka untuk mengakses aplikasi.
Implementasi teknologi informasi sangat diperlukan oleh pustakawan, karena dalam kegiatan layanan berbasis TIK di perpustakaan, selalu ada persoalan yang dihadapi. Adanya perbedaan/kesenjangan antara harapan pustakawan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di perpustakaan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perpustakaan sekolah. Oleh karena itu, masalah-masalah yang terjadi di perpustakaan harus dicari alternatif pemecahannya agar kegiatan layanan dapat berjalan secara efektif dan efesien. Dengan demikian, hakekat implementasi teknologi informasi yang dilakukan pustakawan adalah untuk meningkatkan kualitas layanan di perpustakaan sehingga kebutuhan informasi dari pemustaka atau siswa untuk menunjang pembelajaran meningkat sesuai dengan yang diharapkan.Keywords: sistem otomasi, perpustakaan sekolah, opensource
Introduction. Inclusion-based libraries aim to improve information literacy, quality of life, and community welfare, as well as become a place for lifelong learning. The librarians need to have sufficient information literacy skills in implementing social inclusion-based services. Data Collection Methods. Qualitative case study approach was used. The data was collected by interviews, observations, and documentation from librarians at the Malang State University Library. Data Analysis. We analyzed our data by using data reduction, data presentation, and conclusion. Results and Discussion. Information literacy skills of librarians were examined by several indicators such as identify, scope, plan, gather, evaluate, manage, and present. Those indicators have not been applied, particularly to the implementation of social inclusion-based services. Five indicators of information literacy skills can be applied properly including identification of needs information, determining the scope of information needs, planning information retrieval strategies, gathering information sources, as well as evaluating. In this study, skills in managing and presenting information have not been implemented properly. Conclusion. The information literacy skills of librarians in social inclusion-based services have not been maximized due to absence of competency development, lack of librarians, and absence of collections and facilities that support all information needs based on the user.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.