Pada penelitian ini telah dilakukan destilasi minyak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan menggunakan alat hidrodestilasi Stahl dan pembuatan mikrokapsulnya menggunakan polimer etil selulosa. Metode pembuatan mikrokapsul yang digunakan adalah difusi solven-emulsi/coacervation, dengan memvariasikan rasio minyak terhadap air (o/w) dan rasio core/shell sementara penggunaan jumlah emulsifier tween 80 dan PVA masingmasing sebesar 2% dan 0,8%. Karakterisasi minyak jeruk nipis dilakukan menggunakan GC-MSD dan spektrofotometer, sedangkan morfologi mikrokapsul menggunakan SEM. Hasil percobaan menunjukkan bahwa minyak kulit jeruk nipis mengandung komponen utama 1-limonen dengan serapan maksimum teramati pada λ =296 nm. Kondisi percobaan optimum pembuatan mikrokapsul tercapai pada rasio o/w = 1:20 dan rasio core/shell= 2:1,5. Ukuran mikrokapsul minyak jeruk nipis sangat random berkisar 17,9 hingga 120,6 µm.
ABSTRAKNanopartikel ZnO merupakan salah satu material anorganik yang memiliki sifat absorpsi ultraviolet/UV dan dapat diaplikasikan pada material tekstil untuk memperoleh kemampuan proteksi UV. Dalam penelitian ini dipelajari sintesis nanopartikel ZnO dan immobilisasinya pada kain kapas sebagai absorber UV. Metodologi penelitian meliputi sintesis suspensi nanopartikel ZnO dan immobilisasi nanopartikel pada kain kapas dengan metode pad-dry-cure menggunakan agen kationisasi trietilamina (TEA). Evaluasi dilakukan terhadap morfologi nanopartikel yang terimmobilisasi pada permukaan kain, ketahanan perlekatan nanopartikel pada kain dan uji kekuatan tarik pada kain setelah irradiasi UV. Hasil scanning electron microscopy/SEM menunjukkan nanopartikel ZnO terbentuk dan terimmobilisasi pada permukaan kain dengan ukuran partikel antara 100-500 nm. Nanopartikel ZnO yang terkationisasi dengan TEA 5% memperlihatkan perlekatan yang baik pada kain kapas setelah melalui uji siram hujan. Setelah irradiasi UV selama 10 jam, penurunan kekuatan tarik pada sampel kain dengan nanopartikel ZnO pada arah lusi dan pakan masing-masing sebesar 10,6% dan 9,5%, lebih rendah dibandingkan sampel kain tanpa nanopartikel ZnO dengan penurunan kekuatan tarik masing-masing sebesar 23,6% dan 22,6% pada arah lusi dan pakan.Kata kunci: kationisasi, kain kapas, nanopartikel ZnO, absorption, ultraviolet. ABSTRACTZnO nanoparticle is one of inorganic materials which have ultraviolet/UV absorption property and possibly applied on textile material to obtain UV protection performance. Synthesis of ZnO nanoparticles and its immobilization onto cotton fabric as UV absorber was studied in this research. Research methods including synthesis of ZnO nanoparticles suspension, and immobilization of nanoparticles onto cotton fabric applying paddry-cure method cationization of cotton fabric using triethylamine (TEA) as cationizing agent. Evaluations have been done upon immobilized nanoparticles morphology on fabric surface, durability of nanoparticles attachment on fabric and tensile strength testing to the fabric after UV irradiation. Scanning electron microscopy/SEM result shows that ZnO nanoparticles formed and immobilized on fabric surface with particle size ranging in 100-500 nm. Nanoparticle which has cationized with TEA 5% shows good attachment on cotton fabric after passing rain shower test. After 10 hrs of UV irradiation, reduction of tensile strength in fabric containing ZnO nanoparticles for warp and weft directions were found 10.6% and 9.5% respectively, lower than that of fabric without ZnO nanoparticles with 23.6% and 22.6% of respective reduction in warp and weft directions.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan metode fiksasi/pembubuhan kitosan pada kain katun untuk memperoleh kain katun yang bersifat antibakteri, penelitian dilakukan dilaboratorium dan selanjutnya metoda yang ditemukan di uji-coba dengan skala pilot di industri tekstil. Pada penelitian ini fiksasi kitosan pada kain katun dilakukan dengan metoda kimia, yaitu modifikasi kovalen pada serat kapas yang merupakan serat selulosa dengan pembentukan gugus aldehida yang akan berikatan dengan gugus amina pada kitosan yang dilakukan dengan cara perendaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses oksidasi selulosa pada kain katun hingga memiliki gugus aldehida yang kemudian berikatan dengan gugus amina pada kitosan telah menghasilkan fiksasi kitosan pada kain katun, sehingga memberikan sifat antibakteri pada kain katun. Penggunaan kitosan dengan BM 171.790 Da sebagai zat antibakteri pada kain katun telah menghasilkan kain katun antibakteri yang memiliki ketahanan terhadap proses pencucian, dan pemanasan (setrika), tidak menurunkan parameter kualitas tekstilnya seperti kekuatan dan kenampakannya, serta cocok (compatible) dengan zat-zat kimia tekstil yang digunakan pada proses tekstil yaitu proses pencelupan. Hasil percobaan pembuatan kain katun antibakteri di laboratorium, telah diaplikasikan di industri dan memberikan hasil yang baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.