ABSTRAKNanopartikel ZnO merupakan salah satu material anorganik yang memiliki sifat absorpsi ultraviolet/UV dan dapat diaplikasikan pada material tekstil untuk memperoleh kemampuan proteksi UV. Dalam penelitian ini dipelajari sintesis nanopartikel ZnO dan immobilisasinya pada kain kapas sebagai absorber UV. Metodologi penelitian meliputi sintesis suspensi nanopartikel ZnO dan immobilisasi nanopartikel pada kain kapas dengan metode pad-dry-cure menggunakan agen kationisasi trietilamina (TEA). Evaluasi dilakukan terhadap morfologi nanopartikel yang terimmobilisasi pada permukaan kain, ketahanan perlekatan nanopartikel pada kain dan uji kekuatan tarik pada kain setelah irradiasi UV. Hasil scanning electron microscopy/SEM menunjukkan nanopartikel ZnO terbentuk dan terimmobilisasi pada permukaan kain dengan ukuran partikel antara 100-500 nm. Nanopartikel ZnO yang terkationisasi dengan TEA 5% memperlihatkan perlekatan yang baik pada kain kapas setelah melalui uji siram hujan. Setelah irradiasi UV selama 10 jam, penurunan kekuatan tarik pada sampel kain dengan nanopartikel ZnO pada arah lusi dan pakan masing-masing sebesar 10,6% dan 9,5%, lebih rendah dibandingkan sampel kain tanpa nanopartikel ZnO dengan penurunan kekuatan tarik masing-masing sebesar 23,6% dan 22,6% pada arah lusi dan pakan.Kata kunci: kationisasi, kain kapas, nanopartikel ZnO, absorption, ultraviolet. ABSTRACTZnO nanoparticle is one of inorganic materials which have ultraviolet/UV absorption property and possibly applied on textile material to obtain UV protection performance. Synthesis of ZnO nanoparticles and its immobilization onto cotton fabric as UV absorber was studied in this research. Research methods including synthesis of ZnO nanoparticles suspension, and immobilization of nanoparticles onto cotton fabric applying paddry-cure method cationization of cotton fabric using triethylamine (TEA) as cationizing agent. Evaluations have been done upon immobilized nanoparticles morphology on fabric surface, durability of nanoparticles attachment on fabric and tensile strength testing to the fabric after UV irradiation. Scanning electron microscopy/SEM result shows that ZnO nanoparticles formed and immobilized on fabric surface with particle size ranging in 100-500 nm. Nanoparticle which has cationized with TEA 5% shows good attachment on cotton fabric after passing rain shower test. After 10 hrs of UV irradiation, reduction of tensile strength in fabric containing ZnO nanoparticles for warp and weft directions were found 10.6% and 9.5% respectively, lower than that of fabric without ZnO nanoparticles with 23.6% and 22.6% of respective reduction in warp and weft directions.
Tujuan penelitian adalah mendapatkan metode fiksasi/pembubuhan kitosan pada kain katun untuk memperoleh kain katun yang bersifat antibakteri, penelitian dilakukan dilaboratorium dan selanjutnya metoda yang ditemukan di uji-coba dengan skala pilot di industri tekstil. Pada penelitian ini fiksasi kitosan pada kain katun dilakukan dengan metoda kimia, yaitu modifikasi kovalen pada serat kapas yang merupakan serat selulosa dengan pembentukan gugus aldehida yang akan berikatan dengan gugus amina pada kitosan yang dilakukan dengan cara perendaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses oksidasi selulosa pada kain katun hingga memiliki gugus aldehida yang kemudian berikatan dengan gugus amina pada kitosan telah menghasilkan fiksasi kitosan pada kain katun, sehingga memberikan sifat antibakteri pada kain katun. Penggunaan kitosan dengan BM 171.790 Da sebagai zat antibakteri pada kain katun telah menghasilkan kain katun antibakteri yang memiliki ketahanan terhadap proses pencucian, dan pemanasan (setrika), tidak menurunkan parameter kualitas tekstilnya seperti kekuatan dan kenampakannya, serta cocok (compatible) dengan zat-zat kimia tekstil yang digunakan pada proses tekstil yaitu proses pencelupan. Hasil percobaan pembuatan kain katun antibakteri di laboratorium, telah diaplikasikan di industri dan memberikan hasil yang baik.
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah membubuhkan kitosan pada kain poliester-selulosa (poliester-kapas/rayon) yang berupa kain grey dan kain yang telah diberi warna untuk mendapatkan kain poliester-selulosa yang mempunyai sifat antibakteri. Kain yang digunakan adalah poliester-kapas 65:35 berupa kain grey dan kain loreng dan poliester-rayon 70:30 yang berupa kain grey dan kain hijau AD. Aplikasi kitosan dilakukan dengan cara perendaman dengan penambahan senyawa natrium periodat sebagai oksidator. Analisa gugus fungsi dengan FTIR (fourier transform infra red) menunjukkan bahwa kitosan dengan gugus -NH 2 dan -OH sebagai gugus aktifnya telah berikatan dengan poliester yang diperlihatkan dengan terjadinya peningkatan serapan gugus C=N dan gugus C-O, serta penurunan gugus C=O dari ester yang menunjukkan terjadi ikatan poliester dengan kitosan; dan peningkatan serapan pada bilangan gelombang 1641 cm -1 menunjukkan terjadinya ikatan antara aldehid dan kitosan yang menunjukkan terjadinya fiksasi kitosan pada selulosa (kapas dan rayon). Fiksasi kitosan pada kain poliester-selulosa yang berupa kain grey dan kain yang telah diberi warna telah berhasil memberikan sifat antibakteri pada kain, tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan pada serat poliester maupun serat rayon/kapas pada kain, dan tidak mengakibatkan kerusakan/penurunan ketuaan warna pada kain yang telah diberi warna, bahkan semakin banyak kitosan yang diberikan akan meningkatkan ketuaan warna-warna tersebut.Kata kunci: kitosan, antibakteri, poliester-selulosa, perendaman ABSTRACT This research was addressed to affix chitosan to polyester-cotton/rayon fabrics in the form of grey fabrics and dyed/printed fabrics in order to get an antibacterial polyester-cotton/rayon fabrics. Polyester-cotton 65:35 and polyester-rayon 70:30 as a grey fabric and after dyed/printed to be a military uniform are used. Affixation of chitosan was done using exhaust method with addition of sodiumperiodate as an oxidator. FTIR (fourier transform infra red) analysis showed increasing absorbtion of C=N and C-O functional groups, and decreasing absorbtion of C=O functional group indicated that chitosan active functional groups, -NH 2 and -OH, have been bonded into polyester structure; whereas affixation of chitosan into cellulose was indicated by increasing of absorption at 1641 cm -1 . The affixation of chitosan into polyester-cotton/rayon as a grey fabric and after dyed/printed have yielded a good antibacterial properties, without any breakage of polyester as well as cellulose fibers and did't decrease their colour value, infact the increasing of chitosan added has yielded the slightly increasing on the depth of colour.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.