Penelitian bertujuan untuk mengimplementasikan pendekatan Values Clarification Technique (VCT) dalam pembelajaran IPS di SD Sekarsuli, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Menggunakan metode kualitatif deskriptif, subjek penelitian siswa kelas V. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, catatan lapangan dan analisis dokumen. Analisis data secara kualitatif dengan teknik yang dikembangkan Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan teknik klarifikasi nilai, proses pembelajaran IPS semakin bermakna. Guru mudah untuk menyampaikan materi dan menanamkan nilai karakter pada siswa. Implementasi pembelajaran dilakukan dengan mengklarifikasi dan menginternalisasi nilai-nilai karakter yang disesuaikan dengan materi, menerapkan model tanya jawab, cerita anak secara konstekstual, analisis kasus serta diskusi kelompok untuk melatih kerjasama, saling menghargai dan memahami orang lain. Hasil Implementasi Values Clarification Technique (VCT) dalam Pembelajaran IPS memunculkan perilaku positif siswa seperti aspek nilai religius dan taat beribadah, toleransi terhadap sesama, disiplin, kepedulian terhadap teman, bermusyawarah dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas tepat waktu baik individu maupun kelompok. Kata kunci : Values Clarification Technique (VCT), Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS merupakan proses pembelajaran yang mempelajari manusia yang bertujuan untuk membuat siswa memiliki perilaku yang baik, keterampilan yang baik, sikap yang baik dan pengetahuan yang baik. Pendidikan karakter merupakan bagian dari studi ilmu sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui pemahaman guru tentang pendidikan karakter, (2) untuk mengetahui kemampuan guru dari mengintegrasikan pendidikan karakter dalam rencana, tindakan dan evaluasi, (3) untuk mengetahui kesulitan guru untuk pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasilnya adalah (1) guru memiliki pemahaman yang baik tentang pendidikan karakter, (2) guru terintegrasi pendidikan karakter dalam rencana, tindakan dan evaluasi, tapi itu tidak maksimal dalam tindakan dan evaluasi, (3) kesulitan guru adalah memunculkan nilai-nilai karakter dalam sosial studi pembelajaran, terutama dalam peroses pembelajaran.Kata Kunci: Pendidikan karakter, Pembelajaran IPS, belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan nilai local wisdom (kearifan lokal) melalui penerapan Petruk di Sekolah berbasis budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data melalui observasi dan melakukan wawancara kepada siswa, guru dan kepala sekolah, sedangkan analisis data menggunakan model Miles & Hubermen analisis data terdiri dari 1) pengumpulan data dengan diskripsi perilaku ekologis/observasi, catatan lapangan dan analisis dokumen; 2) reduksi data yang berarti proses pemilihan, menajamkan, menggabungkan, dan mengorganisasikan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan; 3) penyajian data yaitu tahapan memaknai apa yang terjadi; 4) penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah didapatkan 9 nilai kearifan lokal yaitu kejujuran, kesusilaan, kesabaran, kerendahan hati, tanggung jawab, pengendalian diri, kepemimpinan, ketelitian, kerjasama. Penanaman nilai kearifan lokal yang diterapkan oleh Sekolah Berbasis Budaya melalui strategi penamaan. Strategi dalam penanaman nilai kearifan local di Sekolah Berbasis Budaya menggunakan strategi PETRUK. P sebagai pemodelan, E sebagai empowering atau pemberdayaan, T sebagai teaching atau pembelajaran, R sebagai Reinforching atau penguatan lingkungan. U sebagai Unik, dan K sebagai komprehensif atau menyeluruh, yaitu bekerja sama dengan masyarakat dan juga lembaga lain, melakukan kemitraan. Metode penanaman nilai kearifan lokal di SMPN 3 Banguntapan, yaitu melalui: kegiatan rutin, keteladanan, dan pengkondisian lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui muatan nilai-nilaikarakter melalui permainan tradisional di PAUD Among Siwi,Panggungharjo, Sewon, Bantul. Subjek penelitian ini adalah seluruhsiswa PAUD Among Siwi dan pendidik. Teknik pengumpulan datamenggunakan observasi dan wawancara. Desain penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini berbentuk kualitatif. Teknik analisisdata digunakan analisis model interaktif. Hasil penelitianmenyimpulkan bahwa proses pembelajaran di Among Siwiditekankan pada pengembangan karakter dan budaya. Penanamankarakter melalui permainan tradisional dapat dilihat melaluipermainan seperti sluku-sluku bathok, ancak-ancak alis, dempo ewaewo, baris rampak, dsb. Dalam permainan, tarian dan nyanyianaspek yang terkandung seperti Wiroso (perasaan), Wiromo (irama),Wirogo (psikomotorik/ketrampilan), sehingga nilai-nilai karakter yangtertanam dalam diri anak seperti kerjasama, kebersamaan,kreatifitas, tanggung jawab, demokrasi, percaya diri, komitmen,dapat berkembang dengan baik sejak usia dini.Kata kunci : nilai-nilai karakter, permainan tradisional
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tentang tingkat profesionalisme guru IPS SMP di Kabupaten Sleman. Penelitian menggunakan metode penelitian survai yaitu jenis penelitian yang mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari sekelompok responden yang representative yang dianggap sebagai populasi. Desain survai yang dipilih adalah cross-sectional dimana desain survai dilakukan terhadap sampel tertentu dalam jangka waktu yang relatif pendek. Populasi penelitian adalah guru IPS SMP/Mts di Kabupaten Sleman yang berjumlah 239 orang yang mengajar pada sekolah swasta maupun negeri. Dengan teknik simple random sampling tim peneliti mengambil sampel sebanyak 41 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket) yang terdiri dari 32 item pertanyaan. Teknik analisis data yang dipergunakan statistik diskriptif dengan menghitung mean, modus dan median untuk menemukan dan menggambarkan tendensi sentral profesionalisme guru IPS di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme guru IPS SMP/Mts di Kabupaten Sleman belum baik (memuaskan). Dari lima aspek yang disurvai, hanya dua aspek yang menunjukkan baik, sedangkan empat aspek lainnya hanya bisa dikatakan cukup. Keempat aspek yang disurvai yaitu: kemampuan akademik (2,55), kemampuan guru dalam penelitian dan karya ilmiah (2,43), kemampuan dalam pengembangan profesi (2,93), wawasan kependidikan guru (2,93). Satu aspek lainnya yang disurvai adalah motivasi dan dorongan untuk berprestasi yaitu 2,94.Kata Kunci: Profesionalisme, Guru IPS, Motivasi Berprestasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.