Rubber price fluctuations occur in rubber business. It's a problem if price low but not higher production and lowest cost. This research to get best tapping system combination of cost reduction and increase production. It's through tapping frequency (d3, d4, d5, d6)
Kering Alur Sadap ( KAS) merupakan salah satu penyakit fisiologis pada tanaman karet. Gejala serangan penyakit ini umumnya ditandai dengan terhentinya aliran lateks dan mengeringnya bidang sadap. Penyebab pokok terjadinya KAS adalah adanya gangguan pada sistem pembuluh lateks dan kurangnya pasokan sukrosa yang berkelanjutan sehingga memicu terbentuknya senyawa-senyawa radikal tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lutoid. Ketika lutoid pecah terjadi proses koagulasi lateks dalam pembuluh lateks. Koagulasi tersebut menjadi penyebab terbentuknya jaringan tilasoid, tersumbatnya pembuluh lateks, dan akhirnya lateks tidak dapat mengalir pada saat disadap. Peristiwa ini disebut sebagai kering alur sadap (KAS). Penyakit fisiologis ini juga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain jenis klon, penerapan sistem sadap dan tataguna panel, serta keseimbangan hara tanaman. Pemilihan klon yang sesuai, penerapan sistem sadap normatif sesuai tipologi klon, pemeliharaan tanaman yang lebih baik dan pengawasan dini adalah upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menangani KAS.
Harga pokok sangat berpengaruh dalam perhitungan laba rugi perusahaan, dan daya saing perusahaan. Oleh karena itu, informasi biaya dan harga pokok sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan sebuah perusahaan. Dengan kondisi ekonomi yang kurang baik seperti sekarang, kenaikan biaya-biaya produksi di sektor usaha ikut berperan dalam meningkatkan harga pokok, di sisi lain harga jual karet mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produktivitas terhadap harga pokok perkebunan karet. Data yang dianalisis berupa data sekunder yang bersumber dari 12 kebun yang ada di Jawa Tengah, pada tahun 2013-2015. Harga yang dimaksud adalah harga pokok riil di tingkat kebun yang sudah dideflator dengan IHK. Penelitian ini menggunakan model regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan produktivitas terhadap harga pokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kenaikan produktivitas perkebunan karet sebesar 1 kg/ha/th, akan menurunkan harga pokok riil sebesar Rp 4,24 atau harga pokok nominal Rp 5,11. Setiap kenaikan produktivitas kebun karet sebesar satu persen (1%) akan menurunkan harga pokok riil sebesar 0,43%. Oleh karena setiap kenaikan produktivitas perkebunan karet dapat menurunkan harga pokok, maka diperlukan upaya-upaya peningkatan produktivitasnya secara terus menerus.Kata kunci : produktivitas, harga pokok, karet, regresi linear sederhana, Jawa Tengah
AbstrakPengusahaan perkebunan karet saat ini masih mengalami tekanan berat yang berkepanjangan, terutama akibat harga rendah. Selain melalui aspek pasca panen, aspek prapanen juga harus memberi solusi. Diperlukan adanya suatu kajian yang komprehensif dan objektif melalui analisis teknis dan ekonomi. Pemecahan masalah melalui dua arah sekaligus (optimalisasi produksi dan penekanan biaya sadap), ternyatasulit dilakukan. Kemungkinan rasional yang dapat dilakukan adalah melalui: (1) orientasi produksi tinggi, biaya normal (penyadapan klon-klon quick starter (QS) untuk wilayah Utara katulistiwa dengan sistem sadap QS rekom, QS d4 dan Q-tap
Salah satu upaya untuk menghadapi kondisi harga jual karet yang rendah adalah dengan meningkatkan produktivitas untuk menekan harga pokok dan menghindari kerugian. Peningkatan produktivitas dalam jangka panjang dapat melalui pengoptimalan keragaan tanaman terutama lilit batang dengan menunda buka sadap. Perbedaan kriteria buka sadap di Indonesia dengan negara penghasil karet yang lain diduga turut menyebabkan perbedaan produktivitas yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan laju lilit batang sebelum dan sesudah tanaman disadap, peningkatan produktivitas, dan laba/rugi akibat adanya penundaan buka sadap. Penelitian dilakukan di areal tahun tanam 2010, Galadowo, Kebun Getas, PTPN IX Jawa Tengah dan mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 (akhir TBM V) hingga sekarang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan faktor tunggal yaitu kelas lilit batang. Parameter yang diamati yaitu lilit batang dan tebal kulit awal, pertumbuhan lilit batang dan tebal kulit tiap bulan, volume lateks, kadar karet kering (K3), dan produksi karet kering per pohon (gtt), serta taksasi/proyeksi produksi untuk bulan berikutnya. Poduktivitas tersebut selanjutnya digunakan menghitung analisis finansial buka sadap pada tiap kelas lilit batang. Metode analisis finansial pada penelitian ini menggunakan analisis R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buka sadap yang dilakukan pada lilit batang lebih besar dari kriteria normal menunjukkan lebih besar laju pertumbuhan lilit batang dan tebal kulitnya serta lebih tinggi produksinya sehingga keuntungan atau nilai R/C ratio pada saat TM 1 juga semakin besar. Kata kunci: Harga karet rendah, penundaan buka sadap, produktivitas, lilit batang, tebal kulit
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.