Berpikir kritis adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Hal ini karena berpikir kritis dapat membantu mengurangi kesalahan yang dibuat saat memecahkan masalah. Pendekatan inkuiri menekankan pada proses siswa berpikir kritis dan analitis untuk menemukan suatu jawaban dari satu permasalahan. Penelitian ini bertujuan membahas kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan inkuiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi literatur. Data dikumpulkan melalui jurnal-jurnal yang terkait untuk dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri memiliki langkah-langkah pembelajaran yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis, dimana siswa diminta merumuskan masalah dan hipotesis, memilih fakta & informasi, mengidentifikasi asumsi, menjelaskan solusi, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) menggunakan pendekatan inquiry berorientasi pada kemampuan berpikir kritis dan rasa ingin tahu siswa yang berkualitas berdasarkan aspek valid, praktis dan efektif. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE dengan tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Godean. Analisis data kevalidan dan kepraktisan dilakukan dengan mengkonversi skor aktual menjadi skor kualitatif. Analisis keefektifan dilakukan dengan menentukan persentase ketuntasan siswa pada tes kemampuan berpikir kritis dan rata-rata skor angket rasa ingin tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan inquiry yang berorientasi pada kemampuan berpikir kritis dan rasa ingin tahu siswa telah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Developing a learning kit using an inquiry approach oriented to critical thinking skillAbstractThis study aimed to produce a learning kit using the inquiry approach oriented to students’ critical thinking skills and curiosity which has a good quality in the aspects of validity, practicality, and effectiveness. This study was research and development that used the ADDIE model, which includes the steps of analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subjects were 32 of 11th-grade students of SMA Negeri 1 Godean (Senior High School), Province of Special Region of Yogyakarta, Indonesia. The data of validity and practicality were analyzed by converting the actual score into qualitative data. The data of effectiveness were done by determining the percentage of student that passed the critical thinking skill tests and the mean scores of students' curiosity questionnaire. The results of this study were a teaching kit using the inquiry approach oriented to students' critical thinking skill and curiosity has met the criterion of valid, practical, and effective.
Hasil observasi pra-penelitian, siswa masih kurang percaya diri dengan hasil pekerjaan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Hal itu ditunjukkan dari respon siswa ketika diberikan tugas dan diperintahkan oleh guru untuk menjelaskan kembali hasil pekerjaannya sebagian besar belum mampu. Guru sebagai pelaksana pembelajaran harus terampil mengelola kelas dan memilih metode pembelajaran yang tepat. Salah satu metode pembelajaran yang tepat adalah menerapkan pembelajaran menggunakan problem solving dan problem posing berbasis scientific. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, angket dan Tes kompetensi siswa. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran matematika menggunakan problem solving dan problem posing berbasis scientific tidak langsung berjalan sempurna. Pada pertemuan pertama siklus I ada beberapa kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana. Melalui kegiatan refleksi guru dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan untuk kemudian melakukan introspeksi dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Refleksi dilakukan setiap pertemuan dengan harapan keterlaksanaan pembelajaran menjadi lebih baik. Pada akhir penelitian ini keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai 91,89% yang artinya telah mencapai target yang ingin dicapai dan hampir mendekati sempurna. Kemudian diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan rata-rata kepercayaan diri siswa menjadi 106,68% dan berada pada kriteria tinggi. Kata kunci : Kepercayaan Diri, Problem Solving, Problem Posing, Pendekatan Saintific
This study aims to describe the Mathematics Learning Flow of Students' with Inclusion types of Autism Needs in the Material of Addition and Subtraction of Numbers up to Two Numbers. This type of research is qualitative research. The instrument in this study is the researcher himself. Other instruments that support obtaining data are problem-solving tasks and interview guidelines to reveal the flow of students' mathematics learning inclusion types of autism needs. The subjects in this study were two students who included autism needs type, respectively male and female. Based on the results of the analysis that has been carried out by providing problem-solving problems in the form of mathematical problems and being strengthened by conducting interviews, it was found that the type of autism needed with the category of High Functioning Autism followed every step of Polya’s problem solving and in the student's thinking process occurred assimilated. Meanwhile, children with autism needs with the category of Low Functioning Autism do not follow every step of Polya’s problem-solving, and in the process of thinking, this student is likely to accommodate a scheme about simple data that is clearly stated in the problem.(Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Alur Belajar Matematika Siswa Inklusi Jenis Kebutuhan Autisme Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Sampai Dua Angka. Jenis penelitian menggunankan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Instrument lainnya yang mendukung dalam mendapatkan data adalah tugas pemecahan masalah dan pedoman wawancara untuk mengungkapkan alur belajar matematika siswa inklusi jenis kebutuhan autisme. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang siswa inklusi jenis kebutuhan autisme masing-masing laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dengan memberikan soal pemecahan masalah berupa soal matematika dan diberi penguatan dengan melakukan wawancara didapatkan bahwa anak dengan kebutuhan autism kategori high functioning autism mengikuti setiap langkah pemecahan masalah menurut Polya dan proses berfikir siswa tersebut terjadi secara asimilasi. Sedangkan anak dengan kebutuhan autism kategori Low Functioning Autism tidak mengikuti setiap langkah pemecahan masalah Polya dan proses berfikir siswa ini cendrung mengakomodasi skema tentang data sederhana yang secara jelas dinyatakan dalam soal).
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas X MIA 1 MAN Yogyakarta III dengan penerapan model penemuan terbimbing setting TPS (Think Pair Share) dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.Penelitian dilakukan melalui dua siklus yang terdiri dari empat langkah setiap siklusnya yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 28 orang siswa kelas X MIA 1 MAN Yogyakarta III. Instrumen penelitian adalah angket yang mengukur rasa ingin tahu siswa, lembar obeservasi pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi. Indikator keberhasilan penelitian: (1) meningkatnya rasa ingin tahu siswa setiap siklus dan mencapai kualifikasi tinggi; (2) peningkatan nilai siswa di setiap siklus dan persentase hasil belajar siswa yang memenuhi KKM ≥ 75% dan (3) keterlaksanaan pembelajaran mencapai 95%. Hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran menggunakan penemuan terbimbing dengan setting TPS dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas X MIA 1 MAN Yogyakarta III. Hasil angket yang mengukur rasa ingin tahu siswa di siklus I mengalami peningkatan dari 107 menjadi 108 di siklus II. Untuk kategori siswa berkemampuan sangat tinggi dari siklus I yaitu 7,41% dan di siklus II menjadi 11,11%. Peningkatan untuk nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 75,93 pada siklus I meningkat menjadi 80,93 pada siklus II. Selain itu pada siklus I persentase siswa yang mencapai nilai KKM (diatas 75) yaitu hanya 66,67%, sedangakan pada siklus II persentase telah mencapai target yaitu 77,78%. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran siklus I telah mencapai 90% dan di siklus II telah mencapai 100%. Kata kunci : Penemuan terbimbing; Rasa ingin tahu; Think Pair Share (TPS)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.