In the world of education, of course, there are several factors that can affect the development of an educational institution, one of which is risk. The existence of a risk can certainly have a negative impact on the development of an educational institution. However, this risk cannot be simply avoided, the risk can be managed or controlled, so that it does not have such a big impact. Therefore, an institution requires a management or what is known as risk management, which is used to identify, measure, control and evaluate the risks created by the implementation of educational programs. So in this study the aim is to find out how to implement risk management in the education program at SD MI Muhammadiyah Kenteng. The method used is a qualitative method where in obtaining data interviews with the school then the results of the interviews are discussed together so that a conclusion is obtained that the risks found at MI Muhammadiyah Kenteng consist of internal risks and external risks, where the internal factors found are infrastructure that the condition is not good, the teaching staff between non-permanent teachers and civil servants is not balanced, then from external factors such as the stigma of the community who are not too familiar with or understand the name of Madrasah. At the stages of risk management at MI Muhammadiyah Kenteng include identifying problems where identification by analyzing and monitoring the presence of internal and external factors, measuring risk is done through student growth diagrams, by looking at the data can apply what actions need to be taken to overcome risks (lack of participants). students), controlling risk by selecting options that can reduce negative risks arising or transferring risks that will arise and finally evaluating risk is carried out in various ways such as discussions, meetings and so on, in which it is discussed how ways or steps can be taken. of the risks that have been identified in the previous stages. Dalam dunia pendidikan tentu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sebuah lembaga pendidikan, salah satunya adalah risiko. Adanya sebuah risiko tentu dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan suatu lembaga pendidikan. Namun risiko ini tidak dapat dihindari begitu saja, risiko dapat dikelola atau dikendalikan, sehingga tidak berdampak begitu besar. Oleh karena itu dalam suatu lembaga dibutuhkan suatu pengelolaan atau yang disebut dengan manajemen risiko, yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengendalikan dan mengevaluasi risiko yang tercipta dari pelaksanaan program pendidikan. Sehingga pada penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengimplementasian manajemon risiko dalam program pendidikan di SD MI Muhammadiyah Kenteng. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dimana dalam memperoleh data dilakukan interview dengan pihak sekolah kemudian hasil dari interview tersebut didiskusikan bersama sehingga diperoleh suatu kesimpulan bahwa risiko yang ditemukan di MI Muhammadiyah Kenteng terdiri dari risiko internal dan risiko eksternal, dimana faktor internal yang ditemukan ialah sarpras yang kurang baik kondisinya, tenaga pendidik antar GTT dan PNS kurang seimbang, kemudian dari faktor eksternal seperti stigma masyarakat yang belum terlalu familiar atau paham dengan nama penyebutan Madrasah. Pada tahapannya manajemen risiko di MI Muhammadiyah Kenteng diantaranya adalah mengidentifikasi masalah dimana pengidentifikasian dengan menganalisis dan memantau adanya faktor internal dan eksternal , mengukur risiko dilakukan melalui diagram pertumbuhan peserta didik, dengan melihat data tersebut dapat menerapkan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi risiko (kekurangan peserta didik), mengendalikan risiko dengan menyeleksi pilihan-pilihan yang dapat mengurangi risiko negatif timbul atau memindahkan risiko yang akan muncul dan yang terakhir adalah mengevaluasi risiko dilakukan dengan berbagai jalan seperti diskusi, rapat dan sebagainya, yang mana didalamnya didiskusikan bagimana cara atau langkah yang dapat diambil dari risiko-risiko yang sudah teridentifikasi pada tahapan-tahapan sebelumnya.
Dakwah di era digital memberikan dampak pada dunia dakwah saat ini, yakni memberikan kemudahan, yang akan membuat batasan-batasan waktu dan jarak antar individu menjadi hampir tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dakwah eksis di era milenial saat ini dengan perspektif Muhammadiyah, dan apa tantangan yang dihadapi. Perkembangan teknologi ini juga selaras dengan tujuan muhammadiyah yang menekankan Islam berkemajuan dalam dakwahnya. Hal yang dapat dilakukan Muhammadiyah sehingga dapat eksis di era milenial adalah melakukan penguatan amal usaha di bidang pendidikan atau lembaga sekolah maupun universitas; lalu memperkuat gerakan jamaah yang dimulai dari lingkungan keluarga yang memberikan arahan untuk menghadapi era saat ini; kemudian menggunakan perkembangan IT dalam menyajikan dakwah di era milenial; dan saling bersinergi baik pimpinan maupun kader Muhammadiyah dalam memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan gagasan tentang Islam dan kemuhammadiyahan. Sehingga para generasi milenial tertarik dan dapat dengan mudah mengakses dakwah.
Adanya peristiwa atau wabah Covid-19 membawa dunia pada percepatan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut tidak dapat dihindari, dalam dunia pendidikan pun demikian terkhusus pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada penelitian kali ini kami menggunakan metode studi literatur dengan menelaah jurnal-jurnal yang berkaitan dengan teknologi pembelajaran dan relevan dengan keadaan pandemi Covid-19 sehingga didapatkan data-data yang dapat memperkuat penelitian kami. Pada penelitian kali ini akan dijabarkan bagaimana teknologi berperan dalam PAI dimasa pandemi Covid-19, selain itu disajikan manfaat, contoh-contoh media yang dapat digunakan dan juga dampak – dampak yang timbul dari pengimplementasian teknologi tersebut. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa teknologi ini dapat dijadikan sebagai suatu media pembantu bagi seorang pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran. Peran dari teknologi ini pada dasarnya juga harus di imbangi dengan adanya pemahaman atau penguasaan dalam pengimplementasiannya. Kemudian platfrom yang dapat membantu dalam proses pembelajaran daring yakni e-learning, google classroom, google meet, Zoom, Whatsapp, dsb. Media audiovisual (google meet dan Zoom) dirasa dapat berpeluang lebih maksimal dalam pembelajaran jika dalam teknisnya ditangani dengan baik. Sedangkan jika hanya media berbasis audio atau teks saja dirasa kurang memberikan kesempatan terjadi interaksi yang optimal. Akan tetapi untuk penugasan media audio dan teks ini lebih efisien dan mudah tersampaikan.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana eksistensi seni kaligrafi dalam pendidikan islam. Tujuan dari pendidikan islam ialah terbentuknya peserta didik yang berkepribadian islami sesuai dengan syariat Islam serta memegang teguh tauhid. Dalam penyampaian pembelajaran tentu diperlukan metode yang beragam dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, mencapai tujuan pendidikan serta peserta didik paham dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah dengan pemanfaatan seni kaligrafi. Hasil penelitian ini dapat dimengerti bahwa eksistensi seni kaligrafi bagi pendidikan islam dipandang sebagai sebuah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai pendidikan Islam dengan indah. Dimana nilai-nilai tersebut diantaranya nilai pendidikan aqidah (nilai cinta terhadap Al-Qur'an), nilai pendidikan ubudiyah/ibadah, nilai pendidikan akhlak (perilaku kerja keras, kesabaran, dan optimisme). The purpose of this study is to find out how the existence of calligraphy in Islamic education is. The purpose of Islamic education is the formation of students who have an Islamic personality in accordance with Islamic law and hold fast to monotheism. In the delivery of learning, of course, various and fun methods are needed so that learning can run well, achieve educational goals and students understand and are interested in participating in learning. In learning Islamic Religious Education, one of the learning methods that can be used is the use of calligraphy. The results of this study can be understood that the existence of the art of calligraphy for Islamic education is seen as a medium that can be used to convey the values of Islamic education beautifully. Where these values include the value of aqidah education (the value of love for the Qur'an), the value of ubudiyah/worship education, the value of moral education (hard work behavior, patience, and optimism).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.