ABSTRAKLatar belakang: Umbi-umbian saat ini mulai banyak dieksplorasi untuk mengetahui komponen penting yang terdapat dalam umbi tersebut. Umbi bentul salah satu umbi yang pemanfaatan belum dieksplorasi secara maksimal. Tujuan: dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen kimia yang terdapat dalam bentul. Metode: Tahapan penelitian ini meliputi pertama, tahap determinasi untuk mengetahui kebenaran tanaman yang akan digunakan. Kedua, tahap persiapan serta pelaksanaan meliputi proses pembuatan tepung bentul, pengujian mutu kimia atau proksimat tepung meliputi karbohidrat, protein, lemak, kadar abu, kadar air dan serat. Ketiga, ekstraksi tepung untuk mendapatkan senyawa yang diduga PLA dan analisanya dengan menggunakan HPLC. Hasil: Berdasarkan penelitian menunjukkan hasil komponen kimia protein 3,45%, lemak 0,31%, air 6,07%, abu 2,14%, karbohidrat 88,03%, dan serat 2,87%. Rendemen hasil ekstraksi tepung yaitu 2,9% dan 9,0%. Kesimpulan : Analisa dari ekstrak tepung terbukti mengandung polisakarida dengan adanya DP dan DP5 memiliki total 72,356% dan 87,98% namun belum diketahui jenis gula penyusunnya.

Physical refining of palm oil by deodorization produces palm fatty acid distillate (PFAD) that contains some bioactive compounds such as vitamin E (tocopherol and tocotrienols), phytosterol, and squalene. These bioactive compounds were accumulated in unsaponifiable fraction. This study aimed to use USF as a source of bioactive compounds for lowering cholesterol that tested in vivo by using hypercholesterolaemia rats. The rats were divided into 4 groups that administered by USF of 0, 200, 500, 1000 mg/kg bw/day. As comparison, one group of rats was fed by commercial squalene supplement of 90 mg/kg bw/day. One group of normal rats was used as a control. The results showed that USF of PFAD contained vitamin E 1.96%, phytosterols 0.55%, and squalene 32.30%. Vitamin E of USF comprised of 83% tocotrienols and the remaining is tocopherol. Phytosterols of USF contained 0.42% beta sitosterol and 0.13% campesterol. The result showed that USF doses significantly affected blood serum total cholesterol reduction. Higher dose of USF caused greater reduction of serum blood cholesterol level. The highest decline of blood serum total cholesterol was found at USF dose of 1000 mg/kg bw/day. At dose of 1000 mg/kg bw/day, blood serum cholesterol level reached normal after USF administration for 4 weeks. The blood serum triglyceride level decreased in line with increasing USF doses. The sharp decline of blood serum triglyceride level was found at USF dose of 1000 mg/kg bw/day and at the end of experiment (week 4), the blood serum triglyceride level reached normal. Higher dose of USF resulted on greater decrease of LDL cholesterol level. The highest decline of LDL cholesterol level was found on USF 1000 mg/kg bw/day. Increasing USF dose resulted in increasing blood serum HDL cholesterol level. The higher rise of blood serum HDL cholesterol level was found at USF dose of 1000 mg/kg bw/day. Commercial squalene at dose of 90 mg/kg bw/day was less effective in reducing total cholesterol, LDL cholesterol, and troglyceride, as well as in rising HDL cholesterol level than USF 200 mg/kg bw/day (equivalent to squalene 64.60 mg/kg bw/day). This finding proved that multi components of bioactive compounds in USF improved blood lipid profile synergistically.

ABSTRAKLatar belakang: Umbi-umbian saat ini mulai banyak dieksplorasi untuk mengetahui komponen penting yang terdapat dalam umbi tersebut. Umbi bentul salah satu umbi yang pemanfaatan belum dieksplorasi secara maksimal. Tujuan: dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen kimia yang terdapat dalam bentul. Metode: Tahapan penelitian ini meliputi pertama, tahap determinasi untuk mengetahui kebenaran tanaman yang akan digunakan. Kedua, tahap persiapan serta pelaksanaan meliputi proses pembuatan tepung bentul, pengujian mutu kimia atau proksimat tepung meliputi karbohidrat, protein, lemak, kadar abu, kadar air dan serat. Ketiga, ekstraksi tepung untuk mendapatkan senyawa yang diduga PLA dan analisanya dengan menggunakan HPLC. Hasil: Berdasarkan penelitian menunjukkan hasil komponen kimia protein 3,45%, lemak 0,31%, air 6,07%, abu 2,14%, karbohidrat 88,03%, dan serat 2,87%. Rendemen hasil ekstraksi tepung yaitu 2,9% dan 9,0%. Kesimpulan : Analisa dari ekstrak tepung terbukti mengandung polisakarida dengan adanya DP dan DP5 memiliki total 72,356% dan 87,98% namun belum diketahui jenis gula penyusunnya.

Buah sirsak gunung merupakan tanaman berkhasiat sebagai penurun kadar asam urat karena mengandung antioksidan tinggi. Buah Sirsak gunung dibuat menjadi sari buah untuk mempermudah dalam mengonsumsi dan dilanjutkan dengan difermentasi menggunakan Bakteri Lactobacillus casei. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui khasiat sari buah sirsak gunung dan minuman probiotik buah sirsak gunung (Annona montana) pada mencit (Mus musculus L.) yang mengalami asam urat diatas normal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan tahapan meliputi Aklimatisasi mencit 25 ekor, pemberian puree hati ayam, pembuatan minuman probiotik dan sari buah sirsak gunung, dan perlakuan uji kepada mencit selama 3 minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa sari buah sirsak gunung dan minuman probiotik buah sirsak gunung sama sama dapat menurunkan asam urat sebesar 50%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulakan sari buah sirsak gunung dan minuman probiotik buah sirsak gunung memiliki aktivitas terapi pada kadar asam urat mencit.

Soursop Mountain (Annona montana Macf.) is a tropical plant that is used as an antioxidant in the form of terpenoid. The mountain soursop fruit that is extracted its juice can be processed into a snack in the form of nata due to its high fibbers content in its fruit. With the addition of Acetobacter xylinum, a layer of cellulose will be formed as a result of fermentation. This study aims to determine the chemical quality of nata de Annona montana with the addition of sprout juice. The data obtained were analysed by the one way ANOVA. This study consists of two stages. First, nata preparation with the addition of sprout juice of 10%, 20%, and 30%. Second, the chemical quality testing which includes the protein content, fat content, water content, ash content and carbohydrate level according to SNI No 01-4317-1996 on the Nata De Coco requirement. The chemical quality testing result on nata de Annona montana shows an increase in its quality with the addition of 30% of sprout juice with a value of 0.8479% of protein content, 1.044% of fat content, 97.53% of moisture content, 13.17% of ash content, and 12.09% of carbohydrate level. In conclusion, the sprout juice has an effect on the chemical characteristics of nata de Annona montana. The best result is obtained at a sprout concentration of 30%.