As a contribution to the growing demand for environmentally friendly food packaging films, this work produced and characterized a biocomposite of disintegrated bacterial cellulose (BC) nanofibers and tapioca starch/chitosan-based films. Ultrasonication dispersed all fillers throughout the film homogeneously. The highest fraction of dried BC nanofibers (0.136 g) in the film resulted in the maximum tensile strength of 4.7 MPa. 0.136 g BC nanofiber addition to the tapioca starch/chitosan matrix increased the thermal resistance (the temperature of maximum decomposition rate from 307 to 317°C), moisture resistance (after 8 h) by 8.9%, and water vapor barrier (24 h) by 27%. All chitosan-based films displayed antibacterial activity. This characterization suggests that this environmentally friendly edible biocomposite film is a potential candidate for applications in food packaging.
Pengeringan adalah proses perpindahan panas dan uap air secara simultan yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air. Energi panas ini biasanya bisa didapatkan dari sinar matahari. Namun ketika musim penghujan, kondisi ini menghambat proses pengeringan yang memanfaatkan sinar matahari, sehingga proses pengeringan membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka dari itu diperlukan suatu alat bantu yang dapat mengeringkan baju tanpa tergantung pada sumber panas dari pancaran sinar matahari. Alat pengering Baju adalah Alat yang digunakan untuk mengeringkan pakaian dengan energi panas buatan, salah satu penghasil panas buatan adalah elemen pemanas atau yang sering disebut dengan heater. Elemen pemanas buatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Electric Heater. Electric Heater ini dilengkapi dengan kipas yang dapat menghasilkan suhu dalam ruangan hingga ± 52,3º C sehingga panas yang dihasilkan Electric Heater dapat mengubah air yang terkandung dalam pakaian menjadi uap air yang kemudian akan dilepas ke lingkungan dengan bantuan kipas. Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian, Kemampuan alat ini mampu menguapkan massa air rata-rata 535.8 gram/jam dan mesin ini mencapai titik optimumnya untuk jumlah pengeringan pakaian yang dapat dikeringkan sebanyak 6 baju.
Pemotongan logam adalah tahap pengerjaan bahan baku profil dan plat baja sesuai dengan tanda potong yang telah ditetapkan pada proses penandaan. Salah satu teknik pemotongan logam adalah dengan menggunakan las oxy acetylene dimana pemotongan terjadi karena adanya reaksi oxygen dan baja. Las oxy acetylene adalah proses pemotongan dan pengelasan secara manual, dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas acetylene yaitu pembakaran C₂H₂ dengan O₂ dengan logam pengisi atau tanpa logam pengisi dimana prosess penyambungan tanpa penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las oxy acetylene dapat juga digunakan sebagai preheatting, brazing, cutting dan hard facing. Pada pengerjaan pemotongan pipa besi menggunakan las oxy acetylene secara manual, kendala yang yang sering ditemukan adalah hasil pemotongan yang tidak rata dan tidal lurus. Hal ini menyebabkan dibutuhkan proses perataan pada bagian tepi yang dipotong hingga rata dan lurus. Pada penelitian ini, telah dibuat mesin pemotong pipa dengan las oxy acetylene yang bertujuan menghasilkan pemotongan pipa yang lurus, halus, dan rata. Mesin pemotong pipa yang telah dibuat ini dapat menghasilkan potongan pipa besi rata, halus, dan lurus pada pipa besi diameter 4,5 inchi, 3,5 inchi, dan 3 inchi dengan waktu pemotongan 32 detik, kecepatan putaran gelombang motor 5,8 Hz, dan toleransi potongan ± 3 mm.
Titanium dan paduannya lebih banyak dipilih untuk pemasangan implan ortopedi karena mempunyai sifat tahan korosi dan sifat mekanik yang jauh lebih baik dibanding baja tahan karat (stainless steel). Namun demikian, penggunaan titanium dan paduannya masih memiliki kekurangan. Salah satunya, ketahanan korosi titanium dapat berkurang di lingkungan asam (pH asam). Penelitian ini bermanfaat bagi dokter ortopedi dalam memilih bahan titanium yang lebih tahan korosi untuk aplikasi ortopedi. Material Ti-6Al-4V ELI (Extra Low Intertitial) dengan diameter 1,2 cm dan ketebalan 2,5 mm dilapisi hidroksiapatit komersil, kemudian diuji rendam (immersion test) dalam larutan Hanks (pH 6,0). Pengujian dilakukan dalam empat variasi waktu (t); 1, 2, 3 dan 4 minggu. Laju korosi dihitung dengan metode pengurangan berat (weight loss). Untuk material yang dilapisi HA, tidak ditemukannya indikasi terjadinya korosi, sedangkan material yang tidak dilapisi banyak ditemukan indikasi terjadinya korosi. Laju korosi meningkat seiring pertambahan masa rendam selama 1, 2, 3 dan 4 minggu. Ini dapat dilihat dari pengurangan berat pada sampel uji, terjadi korosi merata yang terdistribusi secara merata di seluruh bagian permukaan spesimen uji. Korosi merata ini juga disebabkan adanya unsur Carbon (C) yang bersenyawa dengan oksigen (O2) menjadi karbondioksida (CO2). CO2 ini larut dalam SBF, membentuk asam karbonat (H2CO2) yang meningkatkan korosifitas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.