This study aims to know mathematics preservice teachers’ common sense understanding of mathematical literacy. The results will later be used to design a learning program to introduce mathematical literacy to preservice teachers so that they have a better understanding of mathematical literacy. Data were collected by giving questionnaires to one hundred and eight mathematics preservice teachers. The result showed that mathematics preservice teachers’ views on mathematical literacy can be categorised into 5 areas: 1) ability that has to do with problems in people’s daily life, 2) communicating using mathematics concepts and properties, 3) interpreting mathematical sentences into everyday language or vice versa, 4) activity related to reading and writing about mathematics, 5) basic knowledge of mathematics. Preservice teachers agreed that learning mathematics in schools should connect mathematical concepts with real-life problems. They are also ready to increase the mathematical literacy abilities of their future students.
Guided Discovery merupakan metode pembelajaran dimana guru membimbing siswa melalui aktivitas yang dapat mendorong siswa menemukan konsep dari materi yang mereka pelajari tanpa adanya keterangan dari guru. Metode ini dapat dilakukan baik secara berkelompok maupun individu. Penggunaan metode ini membutuhkan waktu yang relatif banyak, namun hasil belajar yang dicapai akan sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan langsung dalam proses mengkontruksi dan menemukan pengetahuan tersebut. Di dalam buku ini, pembaca disajikan gambaran umum tentang metode Guided Discovery yang dikaji dari penerapannya pada pembelajaran matematika. Selain itu, buku ini sangat tepat digunakan sebagai referensi bahan perkuliahan maupun sebagai referensi untuk penelitian terkait dengan metode Guide Discovery dan penalaran matematika. Adanya penyajian hasil riset yang dilakukan menjadikan buku ini sangat praktis digunakan sebagai referensi penelitian bidang pendidikan.
Dalam memecahkan masalah setiap siswa mampu menggunakan beragam representasi (multiple representasi). Penggunaan multiple representasi salah satunya dapat diterapkan pada materi peluang subbab kaidah pencacahan terdapat aturan perkalian dimana pada bentuk aturan pengisian tempat yang tersedia (<em>filling slot</em>) mampu memunculkan kemampuan multiple representasi siswa namun pada kenyataannya siswa hanya menggunakan satu jenis representasi pada penyelesaiannya berdasarkan cara yang mereka pahami saja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan multiple representasi siswa dalam memecahkan masalah peluang. Subjek dalam penelitian ini ialah siswa kelas XI TPM (Teknik Pemesinan) berjumlah 3 siswa dengan karakteristik siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Pengumpulan data menggunakan tes tulis, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek berkemampuan matematika tinggi mampu memunculkan kemampuan multiple representasi visual dan non-visual tanpa mengalami kesulitan pada dua dari tiga soal yang dikerjakan. Subjek berkemampuan matematika sedang juga mampu memunculkan kemampuan multiple representasi visual dan non-visual pada dua dari tiga soal yang diberikan namun pada representasi non-visual subjek ini masih mengalami kesulitan pada proses pehitungannya. Sedangkan subjek berkemampuan matematika rendah belum mampu memunculkan kemampuan multiple representasi visual dan non-visual pada soal yang diberikan. Subjek dengan kemampuan hanya menggunakan representasi non-visual bentuk simbol (angka), namun pada proses perhitungannya masih terdapat kesalahan.
Latar Belakang. Kemampuan visualisasi spasial merupakan salah satu faktor penting dalam memecahkan masalah geometri karena pada saat mempelajari bangun ruang tiga dimensi siswa tidak hanya diminta berhitung untuk menentukan suatu nilai tetapi juga harus dapat memvisualkan suatu objek di dalam pikirannya. Jika kemampuan visualisasi spasial ini tidak dikembangkan maka kemungkinan siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari geometri. Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan visualisasi spasial siswa dalam memecahkan masalah geometri merupakan tujuan dari penelitian ini. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang pengambilan datanya menggunakan hasil tes tulis dan wawancara dengan subjek penelitian adalah kelas VIII yang berjumlah 28 siswa kemudian diambil siswa yang jawabannya paling banyak memenuhi indikator dari pada siswa yang lainnya untuk diwawancarai lebih lanjut mengenai kemampuan visualisasi spasialnya. Pemilihan subjek didasarkan atas hasil tes tulis dari 28 siswa, terdapat 1 siswa yang jawabannya paling banyak memenuhi indikator dari pada siswa yang lainnya, sehingga siswa ini dipilih untuk dijadikan subjek penelitian serta diwawancarai lebih lanjut. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa hasil tes tulis dan wawancara subjek mampu memenuhi indikator pengimajinasian, pengonsepan dan pencarian pola. Indikator yang tidak dapat dipenuhi oleh subjek yaitu pemecahan masalah, hal ini dikarenakan siswa kurang teliti dalam menuliskan jumlah kubus yang diketahui dalam soal yang mengakibatkan jawabannya salah. Subjek pada penelitian ini dikatakan memiliki kemampuan visualisasi spasial, hal ini dikarenakan adanya kesesuaian ketika melakukan tes tulis dan wawancara
This study aims to develop e-comic media with a contextual approach to the material of quadrilaterals and triangles to help improve the understanding of mathematical concepts for seventh grade junior high school students. The development model used by the Thiagarajan model known as the 4-D model was modified into a 3-D model which only reached the third stage, namely define, design, and develop, because it was adapted to the needs of learning media development. The media development process uses Inkscape for coloring and finishing e-comics. E-comic media uses a contextual approach where practice questions are related to everyday life. The e-comic in this study consists of two series, namely series 1 with material on properties, diagonals, sides and angles in quadrilaterals and triangles, in series 2 with material on perimeter and area of quadrilaterals and triangles. The results show that e-comic is valid based on validation assessment, effective based on the percentage of complete learning and practical from the results of observation of implementation. This e-comic media can help students' understanding based on 3 levels, namely translation, intrapolation and extrapolation. The use of e-comic media in learning is intended to build students' understanding of the material presented. Keywords: e-comic, understanding mathematical concept
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.