Objective: This study aimed to evaluate the effect of ethanol extract root of cogon grass on parameter creatinine, urea levels, and hematology profile in rats induced by gentamicin.Methods: Thirty rats were divided into 6 groups of normal group (without treatment), groups of treatment only fed and watered, given carboxymethylcellulose (CMC) 0.5%, ethanol extract of the roots of cogon grass with each dose of 100, 200, and 400 mg/kg BW. Each group was given the test preparation orally for 8 days. After 1 h, 5 groups were induced by gentamicin at a dose 100 mg/kg bw intraperitoneally during 8 days. On the 9th day, blood samples were collected for serum creatinine, urea levels, and hematological parameters; hemoglobin (Hb), red blood cell, and packed cell volume.Results: Ethanol extract root of cogon grass doses of 100 mg/kg bw, 200 mg/kg bw, and 400 mg/kg BW significantly decreased serum creatinine and urea levels, significantly increased hematological parameters as compared to negative control group of CMC 0.5% and negative control group not given CMC 0.5% (p<0.05). Ethanol extract root of cogon grass at a dose of 400 mg/kg bw showed there were not differences of creatinine, urea levels, and profile of hematology compared with normal group (p>0.05).Conclusion: The ethanol extract root of cogon grass at a dose of 400 mg/kg bw was effective to ameliorate creatinine, urea levels, and hematological parameters.
Latar belakang: Analgetik antipiretik adalah suatu senyawa yang dapat menghilangkan rasa sakit serta dapat menurunkan demam. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai analgetik antipiretik daun karamunting (Rhodomytrus tomentosa (Aiton) Hassk). daun karamunting terbukti mengandung flavonoid yang dapat berefek sebagai analgetik. Selain itu flavonoid mampu menghambat prostaglandin sehingga mempunyai efek antipiretik. Tujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efek analgetik antipiretik ekstrak etanol daun karamunting dan dosis efektifnya. Metode: penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pretest postes control group desing, pengujian analgetik dan antipiretik ini menggunakan 24 ekor tikus jantan galur wistar dibagi 6 kelompok, I (kontrol normal) aquades, II (kontrol negatif) Na CMC 0,5%, III (kontrol positif) paracetamol 45 mg/kgBB tikus, serta IV, V, dan VI suspensi ekstrak etanol daun karamunting 100, 200 dan 400 mg/kgBB tikus. Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun karamunting dosis 100, 200 dan 400 mg/kg bb dapat meningkatkan respon tikus terhadap stimulasi nyeri dan menurunkan suhu demam tikus yang divaksin DPT. Dosis efektif ekstrak etanol daun karamunting sebagai analgetik sebesar 200 mg/kgBB tikus untuk antipiretik sebesar 400 mg tidak berbeda nyata dengan pemberian paracetamol 45mg/kg bb. Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan SPSS release 23. Kesimpulan: berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun karamunting dapat digunakan sebagai analgetik dengan dosis efektif 200 mg/kg bb dan antipiretik 400mg/kg bb. Kata kunci : daun karamunting, analgetik, antipiretik, paracetamol.
Latar belakang: Inflamasi merupakan mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan agen patogen yang masuk kedalam tubuh mendasari terjadinya berbagai penyakit. Peradangan disebabkan berbagai rangsangan dan obat untuk mengatasi peradangan, banyak digunakan obat golongan steroid dan non steroid, untuk penangulangan efek samping dari obat antiinflamasi tersebut dapat memanfaatkan tanaman berkhasiat seperti daun karamunting. Tujuan: tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton.) Hassk) terhadap tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan karagenan. Metode: penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan postest control group design. Penelitian dilaksanankan dari bulan juni-agustus 2019. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus yang dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I (kontrol normal) tidak diberi perlakuan, kelompok II (kontrol negatif) diberikan Na CMC, kelompok III (kontrol positif) diberikan suspensi natrium diklofenak, kelompok IV, V dan VI diberikan ekstrak etanol daun karamunting dengan dosis berturut-turut 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, secara oral. Sebelumnya kaki kiri tikus diinduksi karagenan 1% dengan volume pemberian 0,2 mL secara subplantar. Pengukuran volume radang kaki tikus dilakukan selama 3 jam dengan interval waktu yang digunakan 30 menit menggunakan metode plethismometer. Hasil: hasil analisis dilakukan uji Kruskal Wallis karena data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, dilanjutkan dengan uji Man Whitney. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara kelompok uji dengan kelompok control negative yang diberikan Na CMC.dan terdapat penurunan inflamasi yang terjadi pada kaki tikus yang diberikan ekstrak daun karamunting. Kesimpulan : Ekstrak daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk.) pada ekstrak dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB dan 800 mg/kgBB telah memberikan efek antiinflamasi terhadap tikus putih jantan galur wistar, dosis yang paling optimal adalah dosis 800 mg/kgBB. Kata Kunci : Antiinflamasi, Ekstrak daun karamunting, Karagenan.
Latar Belakang: Corona virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 atau SARS-CoV-2). Tantangan pengobatan pasien Covid -19 salah satunya adalah pada pasien dengan komorbid. Pemilihan terapi Covid-19 perlu mempertimbangkan interaksi obat Covid-19 dengan pengobatan penyakit komorbid. Mayoritas penderita penyakit penyerta mengalami polifarmasi, sehingga akan meningkatkan potensi terjadinya interaksi obat. Tujuan: tujuan penelitian ini yaitu untuk untuk mengetahui interaksi obat dan mencegah terjadinya interaksi obat yang potensial pada pasien Covid-19 dengan komorbid di bangsal Ogan RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang. Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan secara prospektif pada pasien Covid-19 terkonfirmasi dengan Komorbid yang dirawat di bangsal Ogan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode April-Juni 2021. Analisis interaksi obat menggunakan aplikasi Lexicomp. Tingkat keparahan interaksi ditentukan berdasarkan tingkat resiko, tingka tkeparahan, dan tingkat reliabilitas. Hasil: sampel dari penelitian ini berjumlah 23 pasien dengan jumlah potensi interaksi obat 94 interaksi. Persentase penyakit penyerta tertinggi ialah Hipertensi sebesar 48%. Serta persentase penggunaan obat>5 obat sebanyak 100%. Berdasarkan mekanisme, interaksi farmakodinamika 69% kejadian dan interaksi farmakokinetika 31% kejadian interaksi. Berdasarkan tingkat resiko interaksi persentase tertinggi pada kategori C sebesar 77% sehingga diperlukan pemantauan terapi. Berdasarkan tingkat keparahan, interaksi obat moderate tertinggi dengan persentase 74% kejadian, interaksi minor 21% kejadian, dan interaksi mayor 5% kejadian. Berdasarkan tingkat reliabilitas, persentase tertinggi pada kategori fair dengan 72 interaksi, good 18 interaksi, dan Excellent 5 interaksi.
Quercetin is formulated in a super saturable - self-nano emulsifying (SS-SNE) to increase its stability and bioavailability. This study focuses on the screening design for SS-SNE components with a fractional factorial design (FrFD) approach and chemometric analysis. The FrFD method was chosen because it provides comprehensive benefits. The oil components used are canola and grape seed oil. Croduret 50-SS was selected as a surfactant and PEG 400 as a co-surfactant. The interaction of SNE components was evaluated using FTIR-ATR instrumentation. SNE droplet morphology was observed using a transmission electron microscope (TEM). The selected formulas were grape seed oil as oil phase at 19.6%, croduret at 60%, and PEG 400 as co-surfactant with a concentration of 16.6%. The selected formula has a droplet size of 133.27 nm, PDI of 0.181, the zeta potential of 17.00 mV, electrophoretic mobility of 1.332 µmcm/Vs, emulsification time of 10.05 seconds, a viscosity of 370.147 mPa.s, and a drug load of 31.70 mg/mL. The components of grape seed oil, croduret, and PEG 400 resulted in a quercetin carrier SNE formula that met the criteria. FrFD design and chemometric analysis in the screening process can help determine the selected formula very effectively and efficiently.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.