Pendahuluan : Keadaan gawat darurat dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat berdampak kecacatan bahkan kematian. Pertolongan pertama sangat penting sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi hal yang lebih parah atau mengalami kematian. Kegiatan Pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan bekal kepada kelompok karang taruna untuk meningkatkan pemahaman tentang gawat darurat serta meningkatkan ketrampilan pemuda karang taruna untuk memberikan bantuan hidup dasar (basic life support) sebagai pertolongan gawat darurat. Metodologi : Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan menggunakan teknik ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dalam 2 hari kegiatan. Peserta pelatihan terdiri atas 50 pemuda anggota Karang Taruna. Hasil : Setelah dilakukan pelatihan peserta menyatakan mendapat pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi mereka. Hasil pre dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, dari rata-rata nilai 34,96 (SD + 9,96), menjadi menjadi 62,48 (SD + 11,82). Hasil uji Korelasi terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Diskusi/ Kesimpulan : Pelatihan mampu merangsang indera dan motivasi belajar untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Pemuda Karang Taruna dalam memberikan pertolongan pertama gawat darurat. Kata Kunci : Karang Taruna, Pelatihan, Pertolongan Gawat Darurat
Perkembangan zaman yang semakin pesat mengakibatkan berkurangnya kesadaran terhadap pelestarian kebudayaan lokal oleh generasi muda melalui sarana pendidikan. Saat ini budaya lokal mulai dilupakan, banyak yang lebih tertarik pada budaya asing. Hal ini dapat membuat bangsa kita kehilangan identitas budaya. Selain itu, kemampuan literasi matematis siswa di Indonesa sangatlah rendah. Hasil studi PISA tahun 2018 yang menyatakan bahwa negara Indonesia mengalami penurunan peringkat dan konsisten berada di klasemen bawah dengan perolehan skor dibawah rata-rata. Untuk mengatasi hal tersebut, alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui sarana pendidikan salah satunya dengan menerapkan etnomatematika yang mendukung literasi matematis ke dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS berbasis etnomatematika kesenian rebana sebagai bahan ajar untuk mendukung literasi matematis siswa dan untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas bahan ajar yang dikembangkan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS dinyatakan valid dengan skor validasi , RPP dinyatakan valid dengan skor validasi , THB dinyatakan valid dengan skor validasi dan reliabilitas THB , dan instrumen angket respon siswa dinyatakan valid dengan skor validasi . Integrasi etnomatematika kesenian rebana dalam LKS pada materi bangun ruang sisi lengkung menyajikan informasi tentang sejarah, kegunaaan, dan jenis-jenis pada kesenian rebana untuk mendukung literasi matematis dapat membuat pembelajaran lebih bermakna, karena selain belajar konsep dalam waktu yang sama siswa juga mempelajari kearifan lokal. Diharapkan siswa mampu lebih memahami, memaknai, menghargai, dan menyadari pentingnya nilai budaya dalam menjalankan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian kepustakaan ini bertujuan untuk menyusun dan mendeskripsikan Peranan Pengembangan Manajemen Kinerja Tenaga Administrasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Untuk menjaga ketepatan pengkajian dan mencegah kesalahan informasi dalam analisis data maka dilakukan pengecekan antar pustaka dan membaca ulang pustaka serta memperhatikan komentar reviewer. Hasil studi ini adalah menunjukkan bahwa semakin baiknya peran pengembangan manajemen kinerja tenaga kesehatan termasuk tenaga adminisrasi kesehatan maka secara signifikan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas. Mutu adalah ukuran yang dibuat oleh konsumen terhadap produk atau jasa yang dilihat dari segala dimensi atau karakteristik untuk memenuhi tuntutan kebutuhan, keamanan, dan kenyamanan konsumen. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Penyelenggaraannya juga harus sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Kata Kunci: Manajemen Kinerja, Mutu Pelayanan Kesehatan, Puskesmas.
Abstrak Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju mengakibatkan pola hidup yang kurang baik di kalangan remaja, antara lain merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, kurangnya melakukakan aktivitas fisik, lebih banyak mengonsumsi makanan siap saji dan berpenyedap rasa yang berlebihan, dan kurang mengonsumsi buah dan sayur. Permasalahan remaja memerlukan penanganan yang komprehensif. Kader kesehatan remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam menangani permasalahan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan peran kader kesehatan remaja dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah melalui pelatihan. Kegiatan dilaksanakan tanggal 27 September 2022 di SMPN 1 Ngasem, sasaran 50 kader kesehatan remaja. Kegiatan berupa pendidikan kesehatan melalui media power point dengan materi kebijakan sekolah sehat, usaha kesehatan sekolah, peran kader kesehatan remaja, dan praktik skrining kesehatan. Evaluasi kegiatan menggunakan alat ukur kuesioner dengan hasil baik untuk peran kader kesehatan remaja. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat pelatihan terhadap kader kesehatan remaja dapat meningkatkan peran dan fungsi kader kesehatan remaja di SMPN 1 Ngasem. Kata kunci: peran, kader kesehatan remaja, usaha keseahatan sekolah Abstract The development of the times and increasingly advanced technology resulted in poor lifestyles among adolescents, including smoking, consuming alcoholic beverages, lacking of physical activity, consuming more fast foods and excessive taste, and consuming less fruits and vegetables. Adolescent problems require comprehensive treatment. The Adolescent health cadre is expected to be a forum to facilitate adolescents in dealing with adolescent health problems. This community service activity aims to increase the role of adolescent health cadres at the school health unit through training. The activity was held on August 27, 2022, at SMPN 1 Ngasem, targeting 50 youth health cadres. This activity is in the form of health education in PowerPoint, the material presented was about healthy school policies, school health units, the role of adolescent health cadres, and health screening practices. Evaluation of community service activities has used a questionnaire with good results for the roles of adolescent health cadres. The training of community service activity to adolescent health cadres can optimize the role and function of adolescent health cadres at SMPN 1 Ngasem. Keywords: role, adolescent health cadres, school health unit
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.