Pendahuluan : Keadaan gawat darurat dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat berdampak kecacatan bahkan kematian. Pertolongan pertama sangat penting sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi hal yang lebih parah atau mengalami kematian. Kegiatan Pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan bekal kepada kelompok karang taruna untuk meningkatkan pemahaman tentang gawat darurat serta meningkatkan ketrampilan pemuda karang taruna untuk memberikan bantuan hidup dasar (basic life support) sebagai pertolongan gawat darurat. Metodologi : Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa pendidikan dan pelatihan menggunakan teknik ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dalam 2 hari kegiatan. Peserta pelatihan terdiri atas 50 pemuda anggota Karang Taruna. Hasil : Setelah dilakukan pelatihan peserta menyatakan mendapat pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi mereka. Hasil pre dan post test menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta, dari rata-rata nilai 34,96 (SD + 9,96), menjadi menjadi 62,48 (SD + 11,82). Hasil uji Korelasi terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan setelah pelatihan. Diskusi/ Kesimpulan : Pelatihan mampu merangsang indera dan motivasi belajar untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa pelatihan mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Pemuda Karang Taruna dalam memberikan pertolongan pertama gawat darurat. Kata Kunci : Karang Taruna, Pelatihan, Pertolongan Gawat Darurat
Homecare as a part of healthcare at home, it can give a freedom for society to get the best healthcare which is appropriate to use. The factor which influences an interest of homecare needs a deep analysis. The aim of this research is for analyzing homecare interest in pandemic covid-19 period based on disease case in Indonesia. This research uses cross-sectional approach. The research population is all of patients in RSUD Pare and the sample is 172 respondents with simple random sampling technique. The data collection is in questionnaire form of homecare interest and disease data of patient, then doing a multivariant analysis of regression linier test. The result of T-Test in each variable where diabetes melitus, innervation case, heart, lungs, fracture, gastrointestinal, and another cases have negative t value with p value > 0,05 which means there is not any influence to the homecare interest, but in the bladder case has T-Test -2,109 value (p value 0,036, α < 0,05) which means the bladder case has influence to the homecare interest, such as the post operation case which has T-Test 2,112 value (p value 0,036, α < 0,05), it means that the post operation has influence to homecare interest. Someone interest of homecare is not influenced by disease case, except the cases which need more detail care in hospital. Post operation, bladder, and diabetes melitus needs homecare.
ABSTRACT Indonesia is an archipelago country located on the Ring of Fire has experienced many natural disasters. On September 28, 2018 a earthquake with magnitude 7.7 caused a tsunami in Donggala, Sigi and Palu in Province of Sulawesi Tengah. Declared a national disaster, the government and many humanitarian organizations (NGOs) domestic and foreign, who are help to deal the problems caused. For this matter, writers is a llecturer and one’s of memberf the NGO Indonesian Red Crescent Society (BSMI) after two weeks of disaster have conduct health services and provide assistance to alleviate the bio, psychological, socio and cultural burden. Nearly 845 residents checked their health conditions at health posts created. Health problems found were diarrhea and digestive disorders, respiratory tract infections, hypertension, skin diseases and various post-traumatic syndroma disorder problems. Based on the literature and these findings it can be concluded, the problems needs more attention in the handling and prevention, and helper / voluntere should be readiness to provide mental health / psychosocial support after the disaster.
The main purpose of this research is for identifying the relevant market, analyzing homecare requests to the relevant patient (identify buyer, willingness to buy), determining the segment of homecare interest during covid-19. This research uses an analytic description by using a quantitative approach. The research population is posted hospitalizing patients in RSUD Pare. Data collection was gotten by disseminating questionnaires to the patient in RSUD Pare which shows the identification of respondents to the homecare during covid-19 based on demography, geography, illness, hospitalization class, patient desire. The final result of the research is found that the amount of post-hospitalizing patients with high interest is 102 respondents (59,3%), 59 respondents (34,3%) very high, and 11 respondents (6,4%) medium. Homecare can ease society to get maximal health service, which is provable by the high number of social interest to join the homecare program.
Peran perawat di rumah sakit yaitu memberikan asuhan keperawatan, advocator, educator, colaborator, coordinator, conselor dan researcher. Kepala ruang sebagai pimpinan dalam ruang perawatan mempunyai kewajiban dalam semua peran tersebut. Pengelolaan suatu ruangan di rumah sakit tidak terlepas dari kegiatan administrasi yang teratur dan terarah oleh semua tim yang ada di ruangan dalam mencapai tujuan. Peran perawat yang komplek tersebut akan bertambah beban kerjanya jika kurang didukung dengan tenaga profesional lain untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di ruangan termasuk tenaga administrasi. Pelaksanaan administrasi tidaklah mudah kecuali oleh tenaga profesional yang telah mendapatkan pendidikan khusus keadministrasian. Masing-masing kepala ruangan mempunyai pengalaman pribadi ketika dituntut untuk menyelesaikan administrasi yang ada di ruangan tersebut. Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk menemukan makna dari pengalaman mereka yang harus menyelesaikan semua permasalahan ruangan khususnya administrasi ruangan. Wawancara (indept intervew) dilakukan terhadap semua kepala ruang dari rumah sakit “Amellia” Pare Kediri sebagai partisipan pada penelitian ini untuk mengumpulkan data serta mendengarkan curahan hati tentang pengalamannya dalam mengelola administrasi ruangan. Setelah proses analisa data dan diskusi dengan beberapa peneliti kualitatif serta klarifikasi dan beberapa kepala ruang didapatkan sebanyak 6 (enam) tema, yaitu; merasa senang bisa membantu orang lain, bertanggungjawab atas keberhasilan akreditasi rumah sakit, bertanggungjawab atas masalah keperawatan di ruangan, merasa masalah ruangan tanggungjawab bersama staff, merasa beban berlebih karena administrasi selain urusan keperawatan dan merasa perlu ada petugas administrasi. Dari semua tema yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa kepala ruang merasa bertanggungjawab atas operasional administrasi ruangan walaupun ada administrasi yang menurut aturan kerja bukan wewenang untuk menyelesaikannya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.