Pengelolaan sampah dengan konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R) merupakan upaya yang efektif dalam mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Program bank sampah merupakan satu alternatif pengelolaan sampah secara 3R. Bank Junk for Surabaya Clean (BJSC) merupakan satu program pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Surabaya dengan konsep 3R. Penelitian ini bertujuan untuk (i) menganalisa komposisi sampah masuk pada BJSC, (ii). menghitung keseimbangan massa sampah pada BJSC, (iii) menghitung potensi 3R sampah pada BJSC. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, observasi, wawancara dan sampling tentang mekanisme bank sampah dan komposisi sampah yang masuk. Data dianalisa secara deskriptif kuantitatif dengan tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total sampah masuk ke BJSC adalah 984,9 kg dengan komposisi sampah kertas 52,1%, sampah plastik 39,6%, sampah logam 5,6% dan sampah kaca 2,7%. Keseimbangan massa sampah pada BJSC adalah sampah masuk 984,4 kg dengan sampah tereduksi 96,5% dan sampah residu yang ke TPA 3,5 %. Potensi 3R sampah di BJSC adalah melalui kegiatan daur ulang (recycle) sampah kertas 26,3% dan sampah plastik 15,9%, sedangkan guna ulang (reuse) sampah kertas 23,7%, sampah plastik 22,2%, sampah logam 5,6% dan sampah kaca 2,7%. Kata kunci: bank sampah, 3R, reduksi sampah, residu sampah Reduce, Reuse, Recycle (3R) is an effective alternative of waste management to reduce waste residu collected to landfill. Waste bank is one alternative of waste management practicing 3R. Bank Junk for Surabaya Clean (BJSC) is a program of community based waste management with 3R concept in Surabaya. This research aimed to (i) analized waste compositions collected in BJSC, (ii) counted mass balanced of wastes in BJSC, (iii) counted the amount of wastes reduced, reused and recycled in BJSC. The data were collected with survey, observation, interview and sampling to analyze mechanism of BJSC and waste compositions in BJSC. The result showed that the wastes collected in BJSC were around 984,4 kg with 52,1% of paper, 39,6% of plastic, 5,6% of metal and 2,7% of glass. The mass balanced showed 96,5% of waste reduction and 3,5% of waste residu. The potensial of 3R activity conducted in BJSC was for 26,3% of paper recycle, 15,9% of plastic recycle, 23,7% of paper reuse, 22,2% of plastic reuse, 5,6% of metal reuse and 2,7% of glass reuse. Keywords: bank junk, 3R, waste reduction, waste residu
Bank sampah adalah sebuah sarana bagi masyarakat untuk mengelola sampah yang bernilai ekonomi. Program bank sampah telah menjadi suatu bentuk paradigma baru bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Pada dasarnya, sistem manajemen bank sampah mengadopsi sistem manajemen perbankan sederhana. Umumnya, para nasabah menyetor sampah kepada bank sampah, kemudian sampah tersebut akan dikonversi menjadi saldo sesuai nilai ekonomis penjualannya. Di Surabaya, bank sampah sudah diinisiasi dan berkembang di berbagai daerah. Salah satu bank sampah yang ada di Surabaya adalah bank sampah di Simojawar, Kecamatan Jambangan. Bank sampah yang terbentuk pada tahun 2018 ini masih belum berjalan secara maksimal karena berbagai kendala dan masalah. Melalui penelitian ini, hendak dilakukan identifikasi dan analisis kendala selama proses keberlangsungan bank sampah di Simojawar. Selain itu, juga dilakukan perumusan strategi yang sebaiknya dilakukan agar bank sampah tetap berkelanjutan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada petugas dan nasabah bank sampah, berdasarkan aspek teknis, aspek operasional kelembagaan, aspek finansial, dan aspek manajemen secara umum sudah berjalan dengan baik. Dampak langsung peran penting bank sampah di lingkungan masyarakat Simojawar belum dirasakan secara signifikan oleh para nasabah. Dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah daerah, dan mitra pengepul juga menjadi faktor penting bagi kerlangsungan bank sampah di Simojawar. Melalui sebuah pengelolaan Bank sampah yang baik, kreativitas, inovasi, hingga kesejahteraan ekonomi masyarakat dapat ditingkatkan.
Sampah plastik dapat terdegradasi menjadi mikroplastik (MP) dan nanoplastik (NP) melalui proses fisik, kimia, dan biologis. MP didefinisikan sebagai partikel plastik kecil berukuran < 5 mm. MP saat ini telah ditemukan di tubuh biota perairan, baik perairan permukaan maupun perairan laut. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji MP pada biota perairan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur terhadap artikel publikasi 10 tahun terakhir. Kajian dilakukan terhadap kelimpahan, ukuran, bentuk, warna, dan komposisi MP pada biota perairan permukaan dan laut. Review dilakukan terhadap penelitian di Indonesia dan berbagai wilayah di negara lain. Beberapa metode pengambilan sampel biota perairan yang digunakan dalam penelitian terdahulu yaitu menggunakan trawl atau pukat dasar (jaring polietilen), jaring pukat pantai (10 m x 1,5 m; ukuran mata jaring: 8 mm). Identifikasi MP pada saluran pencernakan biota ikan dilakukan menggunakan larutan KOH 10% selama 24 jam pada suhu 60°C, selanjutnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring Whatman. Selanjutnya, proses identifikasi menggunakan mikroskop okuler dan FTIR untuk menentukan ukuran, bentuk, dan jenis polimer. Hasil kajian menunjukkan bahwa kelimpahan MP terbanyak pada biota perairan masing-masing yaitu 468 partikel MP/individu pada spesies Ikan Sapu-Sapu (Hypostomus plecostomus) di perairan sungai; 18 partikel MP/individu pada Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus) di perairan payau; 1,4 – 7 partikel MP/individu pada spesies Tiram (Saccostrea cucullata) di perairan muara; 22,21 ± 1,7 partikel MP/individu pada spesies Ikan Thryssa kammalensis di perairan teluk; 2,7 ± 0,10 partikel MP/individu pada spesies Ikan Zeus faber di perairan selat; dan 22,3 partikel MP/individu pada Diadema sp. (Bulu babi) di perairan laut. MP yang dominan pada biota perairan adalah berukuran 20 μm – 50 μm, berbentuk fiber, dan berwarna hitam. Polyethylene (PE) ditemukan dominan pada biota perairan permukaan, serta polyprophylene (PP) dan polyethylene (PE) pada biota perairan laut.ABSTRACTPlastic wastes could be degraded into microplastic (MP) and nanoplastic (NP) through physical, chemical, and biological processes. MP was defined as the small particle of plastic with the size of < 5 mm. Currently, MP has been found in the body of aquatic biota both in the surface and sea water biota. This research aimed to investigate the microplastic content in aquatic biota. The study was conducted through literature review of the last 10 year published articles. The previous studies were reviewed in terms of abundance, size, shape, colour, and polymer type of MP in the aquatic biota in Indonesia and areas of other countries. Sampling of aquatic biota in the previous studies was conducted in several methods using trawling or bottom trawl (polyethylene net), beach trawl net (10 m x 1.5 m; mesh size: 8 mm). Identification of MP in the digestive tract of fish was conducted using 10% KOH solution for 24 hours at a temperature of 60°C, then was filtered using Whatman filter paper. Next, the identification process used an ocular microscope and FTIR to determine the polymer. The result demonstrated that the highest number of MP abundance was 468 MP particles/individual in the cattle fish (Hypostomus plecostomus) species in the river water; 18 MP particles/individual in the black nile fish (Oreochromis niloticus) species in the brackish water; 1.4 – 7 MP particles/individual in the oyster (Saccostrea cucullata) species in the estuary water; 22.21 ± 1.7 MP particles/individual in the Thryssa kammalensis fish species in the gulf water; 2.7 ± 0.10 MP particles/individual in the Zeus faber fish species in the strait water; and 22.3 MP particles/individual in the Diadema sp. (sea urchin) in the sea water. The most dominant MP size, shape, and colour in the aquatic biota was 20 μm – 50 μm, fiber, and black. Polyethylene (PE) was dominant in the surface water biota, whereas, polyprophylene (PP) and polyethylene (PE) in the sea water biota.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.